Liputan6.com, Jakarta - Gambar penemuan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kali ini kembali menuai heboh. Itu karena citra yang didapati dari Mars Reconnaissance Orbiter menunjukkan dugaan kuat ada air mengalir di permukaan Mars, yang memungkinkan adanya kehidupan di area planet merah tersebut.
Para ilmuwan untuk pertama kalinya mengonfirmasi cairan yang mengalir di permukaan Mars itu.
Advertisement
"Ini sangat menarik. Kami belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai 'apakah kehidupan di luar Bumi itu benar-benar ada?' Tapi setelah terlihat ada air yang merupakan elemen penting dari kehidupan, kami pikir ada peluang besar di lokasi yang tepat di Mars untuk menyelidikinya," kata Direktur Planetary Science Division NASA, James L Green dalam konferensi pers yang dikutip dari New York Times, Selasa (29/9/2015).
"Mars bukan planet yang kering dan gersang seperti yang kita perkirakan di masa lalu. Di bawah kondisi-kondisi tertentu, cairan ditemukan di bawah Mars," tutur James.
NASA juga menjelaskan bahwa beragam jenis garam diidentifikasi di selokan-selokan, yang bersama es yang mencair, jadi bisa mengalir.
Pernyataan itu menguatkan gagasan soal peluang adanya kehidupan di Mars, meski para pejabat NASA telah berulang kali mengecilkan gagasan bahwa lanskap berdebu dan sepi planet merah itu bisa dihuni.
Administrator NASA untuk ilmu pengetahuan, John M Grunsfeld angkat bicara terkait rencana pengiriman pesawat luar angkasa pada 2020 ke salah satu wilayah yang terdeteksi ada air mengalir untuk melakukan penyelidikan adanya kehidupan lain di Mars.
"Saya tak bisa membayangkan bahwa hal itu tak akan menjadi prioritas utama para komunitas ilmiah," kata John.
Menurut laporan The Guardian, gambar yang bikin heboh itu menunjukkan tebing dan dinding lembah serta kawah curam yang membentuk pola rumit seperti kipas.
Lalu terlihat ada seperti tetesan air berjalan menuruni lembah dan dinding kawah di Mars itu. Dari situlah para peneliti menduga kuat lokasi tersebut menjadi rumah bagi beberapa bentuk kehidupan.
Tetesan itu meninggalkan jejak panjang, membentuk noda gelap di Mars yang panjangnya bisa mencapai ratusan meter karena kondisi yang panas dan suhu drop membuatnya mengering.
"Ada cairan air hari ini di permukaan Mars. Karena itu, kami menduga bahwa itu adalah setidaknya mungkin untuk memiliki lingkungan yang layak huni hari ini," ungkap ilmuwan yang memimpin program eksplorasi Mars NASA, Michael Meyer, kepada The Guardian.
Keberadaan carian di Mars membuktikan bahwa planet tersebut masih aktif secara geologis dan sekaligus sedikit meningkatkan kemungkinan bahwa Mars menampung organisme kehidupan yang sederhana.
Para ilmuwan selama ini memang menduga ada air yang mengalir di Mars namun masih bertanya-tanya bagaimana cairan bisa mengalir di permukaannya karena temperaturnya yang berada di bawah nol derajat Celcius.
Namun pengamatan selama 15 tahun belakangan atas selokan-selokan dan permukaan lapisan yang berubah sesuai dengan musim, meningkatkan dugaan cairan mengalir di Mars. (Tnt/Ein)*