Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II pada Selasa (29/9/2015) ini. Paket kebijakan lanjutan tersebut harus menjadi obat antibiotik berdosis tinggi yang langsung berdampak pada industri nasional dan mengurangi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Kepala Ekonom PT Bank Danamon Tbk, Anton Hendranata mengungkapkan, kondisi sektor riil atau dunia usaha semakin berat sehingga memicu maraknya gelombang PHK. Parahnya lagi, sambung dia, daya beli masyarakat sedang melemah. Hal ini dibuktikan melalui penurunan penjualan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha lalu.
"Situasi ekonomi sekarang cukup sulit, jangan terjebak masih aman, meski kita jauh dari krisis 1997-1998. Kita perlu kebijakan jangka pendek, bukan lagi obat generik tapi antibiotik dosis tinggi sehingga kebijakannya harus mampu mendorong industri supaya PHK tidak makin meluas," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Anton mengatakan, pemerintah perlu memberikan insentif pajak bagi dunia usaha. Insentif pajak tersebut harus masuk dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II. Dalam hal ini, pemerintah perlu bernegosiasi dengan pengusaha agar kebijakan yang akan dikeluarkan dapat menekan angka PHK.
"Pertama, pemerintah perlu mendongkrak daya beli masyarakat lewat kebijakan peningkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari Rp 36 juta saat ini. Mungkin PTKP bisa sampai Rp 50 juta agar orang masih bisa belanja," terang dia.
Usulan kedua, kata Anton, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diikuti dengan penyesuaian tarif angkutan dalam kota dan antar kota untuk memberikan dampak yang signifikan.
"Jika semua ini direalisasikan dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II, ditambah dengan bukti peningkatan pengeluaran pemerintah, maka persepsi dari investor akan sedikit terangkat. Secara natural, akan mengurangi kepanikan dan pada akhirnya rupiah kembali menguat," tandasnya. (Fik/Gdn)
Paket Kebijakan Jilid II Harus Jadi Obat Anti PHK
Pemerintah perlu mendongkrak daya beli masyarakat lewat kebijakan peningkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
diperbarui 29 Sep 2015, 12:01 WIBSeorang buruh melakukan aksi teatrikal di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (20/8/2015). Dalam aksinya mereka menuntut Panarub Dwikarya, buyer Adidas dan Mizuno menyelesaikan kasus PHK massal terhadap 1.300 pekerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips Agar Bakpao Lembut dan Empuk: Panduan Lengkap Membuat Bakpao Sempurna
Menaker Targetkan Pemda Tetapkan UMP 2025 Sebelum 25 Desember
Firhando Gumelar Minta Pendukung Kawal Penghitungan Suara Pilkada 2024
Buntut Penembakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Mahasiswa Unjuk Rasa Desak Usut Tambang Ilegal
VIDEO: Viral Video Longsor Tanah dan Batu dari Tambang Emas Gunung Tumpang
Daftar 11 Hewan Peliharaan dengan Umur Terpendek, Ada Milikmu?
Cara Mengatasi Darah Tinggi: Panduan Lengkap untuk Menurunkan Tekanan Darah
Makgeolli Terbuat dari Apa: Mengenal Minuman Tradisional Korea yang Memikat
Pramono-Rano Siap Gandeng Dharma Pongrekun Bangun Jakarta 5 Tahun ke Depan
VIDEO: Berebut Suara, Dua Kelompok Pendukung Peserta Pilbup Puncak Jaya Bentrok
6 Film Musikal yang Wajib Ditonton untuk Pecinta Musik dan Drama
VIDEO: Viral Buaya 2,5 Meter Muncul Dan Buat Panik Warga di Kota Yogyakarta