Timwas Haji Desak Pemerintah Kirim Tim Identifikasi Jenazah Mina

Pengiriman tenaga ahli identifikasi jenazah mempercepat proses indentifikasi jemaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Sep 2015, 11:52 WIB
Hingga kini, jemaah haji asal Indonesia yang wafat dalam tragedi Mina sudah mencapai 44 orang.

Liputan6.com, Arab Saudi - Ketua tim pengawas haji Komisi VIII DPR RI Saleh P Daulay mendesak pemerintah RI segera mengirimkan tenaga ahli ke Arab Saudi. Hal itu guna mempercepat proses indentifikasi jemaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina.

"Dalam pengamatan kami, tenaga ahli Indonesia dalam bidang pengidentifikasian korban yang ada di Saudi masih kurang. Sementara jumlah jemaah haji yang menjadi korban di seluruh dunia mencapai 1.107 orang," ujar Saleh melalui pesan singkatnya langsung dari Tanah Suci, Selasa (29/9/2015).

Saleh menjelaskan, pengiriman tenaga ahli identifikasi jenazah sangat penting, seiring pengiriman nota diplomatik pemerintah RI ke Arab Saudi. Di antaranya untuk membuka akses kepada tenaga ahli Indonesia, untuk mengidentifikasi korban tragedi Mina. Akan sia-sia jika tenaga ahli Indonesia di Arab Saudi kurang.

Selain itu, menurut Saleh, penambahan tenaga ahli identifikasi jenazah sangat penting, menyusul pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang menyebutkan masih ada 5 kontainer jenazah jemaah haji korban tragedi Mina yang belum teridentifikasi. Dikhawatirkan kondisi jenazah semakin sulit teridentifikasi, seiring lamanya waktu.

Sejauh ini, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai, petugas yang mengidentifikasi jenazah masih mengandalkan aparat TNI dan petugas kesehatan yang jumlahnya terbatas. Belum lagi, kondisi fisik petugas yang ada saat ini kemungkinan sudah terlalu lelah, akibat terus bertugas siang dan malam.

Sampai Selasa pagi WIB, pihaknya mendapat informasi jemaah korban tragedi Mina asal Indonesia yang meninggal 46 orang, yang terdiri dari 41 jemaah haji dan 5 muqimin atau orang Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. (Rmn/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya