Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohemed Hashim angkat bicara soal bencana kabut asap yang menyerang negaranya. Dia menjelaskan akibat situasi ini, negaranya banyak mengalami kerugian.
"Banyak rugi yang kita alami," ucap Zahrain di Kantor Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (29/9/2015).
Dia memaparkan kerugian ini terkait dengan berhentinya beberapa kegiatan di negeri jiran. Termasuk pendidikan, bisnis dan banyak lagi.
Tak cuma itu, Zahrain menyebut banyak Negara Bagian di Malaysia yang tertutup kabut asap. Bahkan, diakuinya lebih dari 3 wilayah yang terimbas asap dari Sumatera dan Kalimantan tersebut.
"Saat ini wilayah-wilayah yang terdampak cukup parah yang berada di pantai barat, yakni Selangor, Malaka, Johor, Perak, Serawak dan sebagian wilayah di Kalimantan," tutur Zahrain.
Sama seperti di Indonesia, Zahrain mengungkapkan, memburuknya kabut asap menyebabkan sekolah-sekolah sampai diliburkan. Penyakit-penyakit karena asap pun, juga sudah bermunculan.
"Saat ini Kementerian Pendidikan Malaysia menyarankan untuk meliburkan para pelajar sekolah dan cukup banyak penyakit meningkat," pungkas dia.
Dua pekan lalu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi. Pertemuan tertutup itu membicarakan sejumlah hal.
Advertisement
Zahid mengungkapkan dalam pertemuan itu, pihaknya membicarakan masalah bencana asap yang melanda Indonesia. Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla dinilai telah berkomitmen mengatasi bencana tersebut.
"Kita bicarakan jerebu (kabut) dan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah Indonesia untuk mengatasi secara long term planning dan ada beberapa pendetailan yang akan dibuat oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab dalam soal itu," ujar Zahid di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat 18 September 2015.
2 Negeri Jiran Malaysia dan Singapura telah melayangkan protes kepada Indonesia atas 'ekspor' kabut asap yang kini terpaksa dihirup warganya setelah kebakaran hutan melanda Sumatera dan Kalimantan. Protes yang dilayangkan itu pun dimaklumi pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Namun demikian, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar meminta pemerintah Singapura bijaksana dalam menyikapi 'ekspor' kabut asap dari hutan Indonesia. Menurut Siti, pemerintah Indonesia terus bekerja keras memadamkan titik api di hutan-hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
"Saya hanya bilang yang ariflah. Saya paham kenapa mereka marah, tapi harusnya bisa lebih arif sebab saya juga ikutin turun naiknya. Artinya harus ada kearifan karena Indonesia bukan tidak kerja. kita kerja luar biasa," tegas Siti di Jakarta, Senin 28 September 2015.
Ia pun mencontohkan aksi Presiden Jokowi yang langsung turun ke lokasi kebakaran hutan dan mendadak menggelar rapat di tengah kepulan kabut asap di kawasan hutan Desa Sakakajang, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, beberapa hari lalu. (Ans/Yus)
Baca Juga