Liputan6.com, Palangkaraya - Kabut asap pekat masih menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Jarak pandang di dalam kota tak lebih dari 150 meter, sementara Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masih berada pada level berbahaya.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (29/9/2015), terus memburuknya kualitas udara dengan level berbahaya bagi kesehatan manusia, berdampak pula pada melonjaknya jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) ISPA akibat kabut asap.
Advertisement
"September ada 15.138 yang terkena ISPA, ini sampai minggu kemarin. Agustus ada 9.819. Ada lonjakan hampir 2 kali lipat kurang. Makanya untuk supaya tidak melonjak tajam, kita nyatakan KLB ISPA ini," Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah, Dr Suprastija Budi.
Di Jambi, sejak kabut asap melanda sepanjang bulan Agustus dan September ini, penderita ISPA meningkat tajam. Data dari Dinas Kesehatan setempat menyebutkan, dalam 2 bulan terakhir sudah lebih 60.000 warga terserang ISPA. Penderita yang rata-rata anak-anak berusia dibawah 5 tahun memenuhi setiap puskesmas di Jambi.
"Memang ISPA ini masih bisa ditangani di puskesmas. Artinya yang dirujuk ke rumah sakit itu ada, tapi hanya beberapa," ucap Kepala Dinas Kesehatan, Dr Andi Pada.
Beberapa hari terakhir, kandungan partikel debu dalam udara telah mencapai 600 mikrogram. Itu artinya tingkat pencemaran sudah di atas level berbahaya.
Sekitar 44.000 lebih warga Riau dilaporkan terpapar ISPA menyusul bencana asap yang tak kunjung tertanggulangi. Hari ini ditemukan seorang bayi berusia 13 bulan yang diduga mengidap pneumonia atau radang paru. Tim dokter mengklaim hal ini akibat menghirup udara berpolusi dalam jangka waktu lama dan terus menerus.
Siang tadi, ISPU di Jambi menyentuh angka fantastis, melebihi indikator tertinggi ISPU. Ini berarti, status tingkat pencemaran udara sudah jauh di atas level berbahaya. (Vra/Yus)