Liputan6.com, Tuban - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri panen raya jagung di Desa Sumber, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dalam sambutannya, dia mengatakan jika pemerintah serius menangani masalah pertanian. Terlihat dari anggaran yang digelontorkan ke daerah.
"Jawa Timur Rp 1,4 triliun, sekarang Rp 2,4 triliun. Khusus Tuban anggaran Rp 7 miliar, tahun ini Rp 23 miliar itu 300 persen," kata dia di Tuban, Jawa Timur, Rabu (30/9/2015).
Dengan anggaran yang besar, pihaknya meminta kepada para petani untuk meningkatkan produktivitas sekitar 20 persen hingga 30 persen. Jika produktivitas meningkat, pemerintah berjanji menambah anggaran di 2016 nanti.
"Pertanyaannya apakah Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) sudah mempertanggungjawabkan anggaran maksudnya apakah produksi jagung beras naik, sebentar lagi aku tagih," tuturnya.
Selama ini, Amran mengatakan pemerintah telah mengupayakan produktivitas cepat meningkat. Selain memperbesar anggaran, mekanisme pengadaan pupuk melalui penunjukan langsung telah diterapkan.
"Kemudian kebijakan pemerintah yang diambil pengadaan pupuk, dulu tender sekarang penunjukan langsung. Pupuk sering dulu terlambat mudah-mudahan sekarang berkurang," kata Amran.
Selain itu, dalam catatannya telah mengamankan para pengoplos pupuk. Dimana, sebanyak 30 hingga 40 orang telah dijebloskan ke penjara.
"Termasuk Jawa Timur mungkin 7 sampe 10. Ini harus tegas kita harus bela petani kita," tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga meminta masyarakat untuk tidak perlu khawatir mengenai bencana kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah belakang ini akan menganggu produksi tanaman pangan. Dia mengatakan, isu kekeringan selama ini terlalu dibesar-besarkan. Padahal di sejumlah wilayah sudah mulai turun hujan.
"Disebut bahwa kekeringan terjadi di seluruh Indonesia, padahal Medan dan Aceh kebanjiran (hujan deras), Bogor juga kemarin hujan," ujarnya.
Menurutnya, dari 14 juta hektar (ha) lahan pertanian yang ditanam sampai Oktober, pada Juni kemarin sebanyak 12,5 juta ha sudah memasuki masa panen. Sedangkan sisanya yaitu sekitar 1,5 juta ha belum panen. "Jadi yang 10 persen ini yang diperebutkan dengan kekeringan," kata dia.
Amran Sulaiman juga meminta berbagai pihak tidak asal berkomentar soal kekeringan. Pasalnya hal ini hanya akan menimbulkan ketakutan di masyarakat. "Persoalannya yang komentar tidak tahu secara utuh persoalan pertanian Sebagai contoh luas lahan pertanian tapi dipemikiriannya kekeringan melanda seluruh Indonesia," tandasnya. (Amd/Gdn)
Advertisement