Indosat dan BEI Cetak Ribuan Calon Investor Muda Pasar Modal

Program ISTC diperlukan sebagai rangkaian sosialisasi yang mengajarkan kepada generasi muda cara mengelola dana yang dimiliki.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Sep 2015, 11:59 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar program Indosat Stock Trading Contest (ISTC). Program ini bertujuan mencetak ribuan calon investor muda pasar modal Indonesia.

Presiden Direktur Indosat, Alexander Rusli mengatakan, ISTC merupakan program kompetisi bagi generasi muda Indonesia untuk melakukan transaksi saham virtual yang mengacu kepada sejumlah saham pilihan yang diperdagangan di BEI secara realtime.

Dia menjelaskan, grand final dengan 15 orang finalis yang digelar hari ini telah melewati beberapa tahap penilaian, dari 8.819 peserta yang masuk sejak program ini diluncurkan pada April 2015.

Penentuan 15 finalis ini berdasarkan penilaian yang meliputi kinerja, keaktifan bertransaksi serta kesesuaian dengan syarat dan ketentuan program.

"Kami berharap para peserta dan juga pemenang program ini akan terjun dan menjadi investor yang memajukan perdagangan pasar modal serta berperan meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa program seperti ini diperlukan sebagai rangkaian sosialisasi yang mengajarkan masyarakat, khususnya generasi muda bagaimana cara pengelola dana yang dimiliknya. Dengan demikian diharapkan akan menghasilkan banyak para pelaku pasar dari dalam negeri.

"Program seperti ini diharapkan dapat diikuti oleh emiten lain sehingga dapat menambah jumlah investor pasar modal secara signifikan," tandasnya. 

Untuk diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif di sepanjang tahun ini tidak menyurutkan kinerja 116 saham untuk bergerak menguat jika dibandingkan dengan posisi harga di akhir 2014.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 18 September 2015 sebanyak 116 saham harganya menguat, 39 saham tidak mengalami perubahan harga atau bergerak kembali ke level perdagangan di akhir tahun lalu, sedangkan harga 365 saham lainnya masih mengalami pelemahan.

Walaupun jumlah saham yang mengalami pelemahan lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah saham yang mengalami penguatan, namun secara persentase, nilai saham yang mengalami penguatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai saham yang mengalami pelemahan.

Persentase kenaikan harga 116 saham secara tahunan (year to date) adalah antara 0,43 persen hingga 302,73 persen, sedangkan persentase pelemahan 365 saham secara tahunan adalah antara 0,17 persen hingga 88 persen. Harga saham terendah adalah Rp 50 yang dimiliki oleh 29 emiten, sedangkan harga saham tertinggi adalah Rp 335 ribu. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya