Mobil Iron Man Siap Dibuat di Belanda

Pabrikan mobil besutan Iron Man dunia nyata -- julukan Ellon Musk -- akan merakit sedan mewah Model S dan crossover listrik Model X.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 01 Okt 2015, 06:04 WIB
Pabrikan mobil besutan Iron Man dunia nyata -- julukan Ellon Musk -- akan merakit sedan mewah Model S dan crossover listrik Model X.

Liputan6.com, Amsterdam - Untuk memuluskan rencana menaklukkan pasar Eropa, Tesla Motors meresmikan pusat perakitan mobil di Tilburg, Belanda.

Di fasilitas tersebut, sebagaimana dilansir dari Motor1, Kamis (1/10/2015), pabrikan mobil besutan Iron Man dunia nyata -- julukan Ellon Musk -- akan merakit sedan mewah Model S dan crossover listrik Model X.

Dijelaskan, pabrik baru itu bakal memproduksi 450 mobil per minggu. Meskipun, kapasitas maksimumnya sebesar 1.000 unit.

Adapun, pabrik Tilburg memiliki area tes indoor seluas 750 meter. Musk menyatakan, ini barulah langkah awal. Sebab, pihaknya masih membuka peluang untuk membuat pabrik baru di kawasan Benua Biru pada awal 2016.

Diwartakan Liputan6.com beberapa waktu lalu, Tesla Motors nampaknya tak mendapat sambutan baik di Eropa. Ini terlihat dari rapor penjualan sedan listrik besutannya yang kalah bersaing.

Menurut data, penjualan Tesla Model S di Jerman hanya 958 unit dari awal hingga Agustus tahun ini. Hasil tersebut tidak seberapa baik dibanding Mercedes-Benz S-Class yang laku 5.149 unit. Bahkan dibandingkan dengan BMW i3, penjualan Model S lebih rendah 30 persen.

Melihat kondisi ini, tak heran bila Tesla enggan memamerkan Model X di Frankfurt Motor Show. Sedangkan Porsche dengan gamblang akan melepas model sportscar listrik dalam lima tahun ke depan. Begitu pula dengan BMW AG yang akan memproduksi mobil hijau lebih banyak dan Audi yang memperkenalkan konsep SUV tanpa emisi, E-tron Quattro.

Ada apa dengan Tesla Motors?

Memang, Tesla Motors bisa dibilang sukses memasarkan Model S di Norwegia dan Belanda, namun untuk pasar yang lebih besar, atau menguasai Benua Biru, torehan ini tidaklah cukup.  

"Sukses di Norwegia tidaklah cukup. Mereka (Tesla Motors) harus bisa menguasai pasar yang lebih besar. Bila bisa taklukan Jerman, maka semuanya mudah," kata Stefan Bratzel, Director of the Center of Automotive Management di University of Applied Sciences in Bergisch Gladbach.

Menanggapi kritikan ini, Tesla melalui juru bicaranya, Ricardo Reyes mengatakan,  untuk bisa merealisasikan target jangka panjang. Pabrikan Amerika ini justru ingin sejumlah pabrikan mendorong turut menetaskan model listrik.

"Ketika Anda mendengar seperti Porsche atau BMW punya komitmen besar untuk itu (mobil listrik), ini membantu kami dalam mempopulerkannya," kata Reyes.

(gst/ian)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya