Liputan6.com, Jakarta - Inflasi September 2015 diproyeksikan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang realisasinya mencapai 0,39 persen. Perkiraan tersebut muncul karena penurunan konsumsi masyarakat akibat pelemahan daya beli dan stabilnya harga bahan pangan.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk, Ryan Kiryanto memperkirakan inflasi bulan kesembilan ini akan bergerak pada kisaran 0,1 persen. Sementara inflasi tahunan (year on year) mencapai 6,8 persen.
"Melemahnya konsumsi secara umum menjadi penyebab utama inflasi September 2015 lebih rendah. Termasuk penurunan impor barang konsumsi yang membuat imported inflation ikut rendah," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (1/10/2015).
Seperti diketahui, penurunan konsumsi terjadi akibat pelemahan daya beli masyarakat, sedangkan merosotnya impor barang konsumsi dipicu karena pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah nyaris menyentuh 14.700 per dolar AS.
Ryan mengimbau pemerintah agar tetap mewaspadai pergerakan inflasi inti yang masih cukup tinggi berkisar 5 persen. Cara mengendalikannya, kata dia, dengan menjaga pasokan bahan pangan mengingat ada musim kering berkepanjangan atau El Nino tahun ini.
"Saya optimistis inflasi akan mencapai 4,7 persen-5,0 persen di akhir 2015. Yang harus dilakukan pemerintah, menjaga sisi supply agar jangan terjadi shortage yang berpotensi mendorong kenaikan harga," ucap Ryan.
Sementara itu, Ekonom DBS Bank Ltd, Gundy Cahyadi mengatakan, risiko kenaikan inflasi berpotensi muncul di tahun depan. Sementara di tahun ini lebih stabil mengingat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah.
"Perkiraan inflasi tahunan 7 persen di September ini dan inflasi inti 5,1 persen. Meski inflasi inti masih stabil sekira 5 persen, tapi sebenarnya di negara lain, inflasi inti lebih rendah dari Indonesia," jelasnya.
Gundy berharap, inflasi tahunan rata-rata terus bergerak diangka 6 persen sepanjang 2016 sehingga ini menjadi alasan Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga atau BI Rate.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan laju inflasi mencapai 0,39 persen pada Agustus 2015. Angka ini lebih rendah dari posisi Agustus 2014 di kisaran 0,47 persen. Kalau dibandingkan Juli 2015, angka inflasi Agustus juga lebih rendah dari posisi Juli 2015 di kisaran 0,93 persen.
Kepala BPS, Suryamin menuturkan inflasi tembus 7,18 persen secara tahun ke tahun (Year on Year). Kalau secara tahun kalender (year to date) tercatat 2,29 persen. Komponen inti pada Agustus 2015 tercatat 0,52 persen, sedangkan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun mencapai 4,92 persen.
"Inflasi Agustus ini terendah sejak 2010 bahkan 2007. Inflasi 0,76 persen pada 2010, 2011 sekitar 0,93 persen, 2012 sekitar 0,95 persen, 2013 sekitar 1,12 persen, dan pada 2014 0,47 persen. Sedangkan inflasi Agustus 2015 tercatat 0,39 persen," kata Suryamin.
Suryamin menuturkan, inflasi tercatat 0,39 persen pada Agustus 2015 itu disumbangkan dari inflasi kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,72 persen, bahan makanan sebesar 0,91 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,71 persen, dan komponen kesehatan 0,70 persen. Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan minus 0,58 persen. (Fik/Gdn)
Konsumsi Lesu, Inflasi September Diprediksi 0,1%
Merosotnya impor barang konsumsi dipicu karena pelemahan nilai tukar rupiah.
diperbarui 01 Okt 2015, 07:55 WIBEkonom Memprediksi Inflasi Agustus di Bawah 0,5%
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mulai Dikenal Dunia, Golden Visa Indonesia jadi Pembahasan dalam 18th Global Citizenship Conference di Singapura
Skala Krisis Judi Online di Indonesia, Penelitian Nasional Ungkap Dampak Mengerikan yang Perlu Diwaspadai!
Fasilitasi Industri dan Pencari Kerja, Menaker Yassierli Perbanyak Naker Fest
Kultus Kiamat Kanungu di Uganda, Bakar Hidup-hidup 500 Pengikutnya
Cara Menghisab Diri sebelum Dihisab di Hari Kiamat, Agar Selamat Kata Gus Baha
Berlliana Lovell Gandeng Ade Govinda Tuang Kisah Pribadi di Lagu Tuhan Pasti Tahu, Soal Cinta Tapi Beda
OKG Research Ramal Arus Masuk Bitcoin Sentuh USD 2,28 Triliun di 2025
PDIP Tegaskan Jateng Masih Kandang Banteng: Total 19 Kabupaten/Kota Menang
Ketum Kadin Anindya Bakrie Bicara UMP 2025: Produktivitas Pekerja Harus Naik
Bank Indonesia Pematangsiantar Gelar Capacity Building Media
Hadirkan Suasana Elegan, Osteria GIA Resmi Dibuka di Tribeca Park
DOID Kuasai Salah Satu Tambang Batu Bara Metalurgi Terbesar di Australia