Liputan6.com, Zagreb - Pencari suaka yang kini memenuhi Eropa telah menghadapi berbagai ancaman. Mulai dari ancaman dari dalam negerinya, perjalanan yang mematikan, kawat berduri hingga takutnya tenda mereka terbakar.
Kini mereka menghadapi ancaman baru yaitu ranjau darat.
Advertisement
Ranjau-ranjau darat yang ditanam itu adalah sisa-sisa perang tahun 90-an yang akhirnya membuat Yugoslavia pecah. Sebagian Kroasia--termasuk batas utara dengan Serbia, di mana itu adalah jalur para pencari suaka, masih banyak tersebar ranjau darat dan masih aktif.
Tidak hanya lusinan, namun diperkirakan ada sekitar 50 ribu ranjau darat aktif yang dikubur di tanah, menurut data dari Croatian Mine Action Center (CROMAC) seperti dikutip dari GlobalPost, 20 September.
Menurut tim penjinak ranjau, mereka telah diminta polisi untuk segera memberi tanda bahaya ranjau di daerah-daerah mana yang dialui para pencari suaka ini.
Menurut CROMAC, ranjau darat telah membunuh 500 orang di selatan Eropa semenjak perang dimulai tahun 1950.
Ledakan-ledakan ranjau adalah sebuah pengingat yang mematikan saat perang terjadi selama empat tahun antara Kroasia dan Serbia -- setelah Kroasia merdeka dari Yugoslavia tahun 1991.
Tim penjinak ranjau ini telah bekerja untuk mencari dan menonaktifkan ranjau Kroasia semenjak tahun 1998.
CROMAC mengatakan bahwa ranjau itu ditanam di lebih dari 777 kilometer per segi dan telah menandai 12 ribu titik yang berpotensial berbahaya.
Selain peringatan dari badan ini, para aktivis lokal juga memberikan informasi lokasi ranjau di Facebook-nya. (Rie/Ein)