Asap Menggila, 348 Ribu Warga Sumatera Selatan Terjangkit ISPA

Bencana kabut asap membuat jumlah pasien penderita saluran pernafasan meningkat drastis.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Okt 2015, 06:00 WIB
Bencana kabut asap membuat jumlah pasien penderita saluran pernafasan meningkat drastis.

Liputan6.com, Palembang - Bukan saja menggangu aktifitas, bencana kabut asap membuat jumlah pasien penderita saluran pernafasan meningkat drastis. Di Sumatera Selatan, tercatat 348 ribu pasien menderita infeksi saluran pernafasan akut.

Seperti ditayangakn Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (1/10/2015), bencana kabut asap akibat kebakaran lahan di Sumatera Selatan yang belum mampu dituntaskan pemerintah, membuat kabut asap terus mengancam kesehatan warga di Kota Palembang dan sekitarnya.

Kabut asap bahkan disertai partikel padat menyerupai debu, yang dibawa angin dari sisa kebakaran lahan ke pemukiman warga.

Kepala dinas kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty mengatakan, jumlah penderita ISPA saat ini meningkat signifikan.

Untuk menanggulangi banyaknya penderita ISPA, Dinkes juga telah menyiapkan posko-posko kesehatan di beberapa wilayah di Kota Palembang dan di seputaran pemukiman warga yang berada di dekat lokasi kebakaran lahan.

Di Pekanbaru, Riau, Rumah Sakit Santa Maria masih merawat Gibran Oktora. Putra pasangan Yusra Afdal dan Heryanti ini sejak beberapa hari lalu dilarikan ke rumah sakit, menyusul batuk dan pilek yang disertai demam tinggi.

Tim dokter yang merawat memastikan bayi berusia 11 bulan ini positif mengidap pnemonia atau radang paru, akibat menghirup udara berpolusi asap secara terus-menerus dan dalam jangka waktu lama. Ayah sang bayi sebelumnya juga mengatakan, ia bukan seorang perokok.

Usai 5 hari mendapat perawatan, Rabu ini kondisi Gibran dikabarkan mulai membaik, meski harus tetap mendapat perawatan intensif.

Dinas Kesehatan Pekanbaru mencatat, jumlah penderita ISPA mencapai 50 ribu pasien. Kekhawatiran atas melonjaknya jumlah korban yang terpapar asap ini membuat pemerintah Pekanbaru menyulap aula dan ruang rapat balaikota, sebagai posko untuk evakuasi bayi. (Nda/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya