Liputan6.com, Semarang - Di tengah terik panas, rapat para petinggi Polda Jateng masih berlangsung sekitar jam 11.00 WIB. Ketika Wakapolda Jateng Brigjen Polisi Musyafak sedang berbicara, tiba-tiba mikrofon dan lampu aula mati. Pada saat yang sama, lampu juga padam.
Staf dan petinggi Polda Jateng menghela nafas. Para ajudan dan staf bagian perlengkapan sibuk dan bingung. Mereka berusaha mencari tahu penyebab padamnya lampu dan mikrofon untuk segera membereskannya.
Advertisement
"Saya kebetulan sedang memimpin rapat di lantai dua. Terus lampu padam. Sekitar 2 menit kemudian ada suara kemrasak di eternit. Kami lihat (di luar) ada api, rapat langsung saya bubarkan," kata Musyafak, Rabu (30/9/2015).
Meski rapat dibubarkan, etika dan kesantunan perwira polisi masih terjaga. Mereka keluar ruangan dengan segera, namun tetap tenang dan tertib. Demikian juga dengan bintara polisi dan petugas sipil yang berada dalam ruangan.
Setiba di luar, mereka kaget. Api ternyata cepat membesar dan merambat ke ruangan lainnya. Mereka terkepung asap pekat dan api yang terus membesar. Meski begitu mereka terus berusaha menyelamatkan diri. Tidak terdengar alarm sirine. Petugas hanya mengandalkan bunyi besi yang dipukul dan teriakan dari orang-orang. Barang-barang pun segera dikeluarkan termasuk kendaraan-kendaraan dinas.
Hembusan angin yang cukup kencang dan kemarau panjang, membuat api cepat memperbesar. Lidah api menjulur dan menjilat dari satu ruangan ke ruangan lain. Api terhenti di lantai satu dan juga lantai 3. Sang jago merah terus mengamuk melumat apa pun yang dilewatinya. Mulai ruang SDM, Rorena, Intel, hingga keuangan. Puluhan motor di belakang gedung B juga ikut ludes terbakar.
Di tengah kobaran api itu, terdengar teriakan para tahanan. "Pak tolong kami dipindahkan. Buka pintu sel," teriak para napi dari ruang tahanan yang segera menyadarkan semua anggota kepolisian.
Para tahanan yang ruangannya di seberang gedung B segera dikeluarkan dari ruang tahanan dan diungsikan ke Masjid Taqwa Polda Jateng. Mereka diberi minum dan pengarahan untuk menenangkan dan meredam kepanikan, lalu dibawa ke Mapolrestabes Semarang.
Sementara di luar ruangan, petugas pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang terlihat berjibaku melawan api. Langkah pertama, mereka melokalisir api agar tak menghanguskan semua bangunan di kompleks gedung Mapolda.
Pekatnya asap tak menyurutkan semangat para petugas pemadam itu. Tigapuluh unit mobil pemadam dikerahkan. Mapolda sendiri mengeluarkan water canon untuk membantu pemadaman.
"Asap ini meski menyesakkan, namun tugas kami memadamkan. Ini tugas negara," kata Sarjono, salah satu petugas pemadam kebakaran.
Akhirnya setelah berjibaku selama 3 jam, api sukses dipadamkan setelah melalui proses lokalisasi. Kini, polisi dan petugas pemadam kebakaran masih bersiaga dan menyemprotkan air.
"Meski sudah padam, kami harus mendinginkan TKP. Gunanya, mencegah kebakaran susulan," kata Kabid Operasional dan Pengendalian Dinas Pemadam Kebakaran Sumarsono. (Ali/Dan)