Liputan6.com, Guangxi - Serangkaian ledakan bom terjadi di sebuah kota kecil di wilayah China bagian selatan, Guangxi, pada Rabu 30 September 2015 waktu setempat. Dilaporkan ada 17 bom meledak di sejumlah tempat di Liucheng county, termasuk gedung-gedung pemerintah.
"7 Orang tewas dan puluhan luka-luka dalam insiden tersebut," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Kamis (1/10/2015).
Advertisement
Menurut pernyataan polisi, belasan ledakan itu terjadi selama sekitar 2 jam pada sore hari di sekitar Kota Dapu.
Ottoritas setempat mengatakan, mereka sedang menyelidiki kemungkinan bom itu dimasukkan ke dalam parsel atau paket, kemudian dikirim ke beberapa tempat.
Tak lama setelah ledakan, foto-foto yang menunjukkan segumpal besar asap dari salah satu bangunan yang sebagian runtuh beredar di dunia maya. Sebuah penjara dan supermarket dilaporkan ikut menjadi sasaran.
Namun, pihak berwenang tidak memperlakukan serangan itu sebagai aksi terorisme. Kendati demikian, seorang pria 33 tahun ditahan sebagai tersangka.
Menurut surat kabar Guangxi, tersangka diidentifikasi sebagai Wei.
"Serangan mematikan terhadap sasaran-sasaran publik di China kadang-kadang dilakukan oleh individu dengan keluhan medis atau hukum yang belum terselesaikan," demikian dilaporkan wartawan BBC, John Sudworth, di Beijing.
Sehari setelah serangkaian ledakan itu, terjadi ledakan lainnya. Pihak berwenang China kemudian bergegas menyelidikinya. Akibat dugaan kiriman bom lewat paket, layanan pos setempat menghentikan semua pengiriman hingga Sabtu 3 Oktober.
Media pemerintah melaporkan, akibat ledakan itu 7 orang menjadi korban tewas, 2 lainnya dilaporkan hilang, dan 51 orang luka-luka. (Tnt/Sun)