Liputan6.com, Moskow - Rusia akhirnya melancarkan serangan udara terhadap Suriah, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin diberi 'lampu hijau' oleh parlemen untuk melakukannya.
Ini adalah pertama kalinya Moskow terlibat langsung dalam sebuah perang semenjak invasi Soviet ke Afghanistan tahun 1979.
Advertisement
Serangan udara ini menargetkan posisi ISIS, seperti kendaraan dan pabrik-pabrik yang Rusia percaya milik militan tersebut. Hal ini dikemukakan Juru Bicara Menteri Igor Konashenkov, seperti dikutip oleh The Australian, Kamis (1/10/2015)
Putin mengatakan, aksinya ini adalah tindakan antisipasi bagi Moskow sebelum ISIS menyerang terlebih dulu ke Rusia.
"Satu-satunya tindakan yang dibenarkan untuk memerangi teroris internasional adalah tindakan antisipasi. Kita harus memerangi, menghancurkan para teroris di teritori yang telah mereka okupasi. Jangan menunggu mereka menyerang kita," kata Putin dalam sebuah wawacara televisi.
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan, mereka menargetkan teroris di Suriah. Menurut salah satu petinggi keamanan Suriah, serangan Negeri Beruang Merah itu mengenai tiga provinsi. Namun, ia enggan memberikan detail lokasi dan kerusakan target ISIS tersebut.
Serangan udara dilakukan tak lama setelah Putin dan Obama bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB senin lalu. Dalam pertemuan empat mata itu, keduanya masih belum sepakat dengan nasib Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Putin ingin mengembalikan 'kekuatan' Moskow ke kancah panggung dunia lagi, setelah berbulan-bulan Barat mengisolasi negerinya akibat Rusia mencaplok Krimea dari Ukrania. (Rie/Sun)