Liputan6.com, Arkansas - Berawal dari satu jepretan foto, tidak ada yang menyangka, nyawa Stephanie Hernandez akan berakhir di tangan kekasihnya sendiri-- secara tidak sengaja.
Wanita berusia 21 tahun ini melakukan selfie dengan kekasihnya, Rafael Gonzalez yang kemudian diunggah ke Snapchat. Dalam foto, Gonzales terlihat mengarahkan senjata api ke kepala Stephanie. Postingan itu diberi kutipan, "Strap Chat?" --strap merupakan slang untuk senjata api tangan.
Advertisement
Foto diambil pada hari Minggu. Di hari yang sama, pukul 7:30 malam, polisi menemukan jasadnya di rumahnya yang sudah berserakan, di Little Rock Utara, Arkansas.
Menurut kepolisian Little Rock Utara, ada luka tembak di bagian samping kepala Stephanie. Gonzalez, 20, kini ditangkap atas tuduhan pembunuhan, dan kini ditahan polisi.
Menurut pernyataan pengadilan, seorang teman mengklaim Gonzales menembak Hernandez secara 'tidak sengaja'. Menurutnya, pria itu sudah sering bermain-main dengan senjata api.
Walau masih berusia muda, Stephanie sudah menjadi ibu dari dua anak. Dua putrinya, yang berusia tiga tahun dan delapan bulan, kini tinggal bersama sanak keluarganya.
"Kami perlu penyelesaian, dan tidak tahu apa yang terjadi. Ia meninggalkan dua putri yang cantik," ungkap Rey Hernandez, paman dari Stephanie pada Metro.co.uk.
Gonzales kini bebas dan dinyatakan tidak bersalah. Pun begitu, semuanya sudah terlanjur terjadi.
Kisah ini menekankan pentingnya regulasi pembelian senjata api yang lebih ketat. Menurut situs Gun Policy, pada tahun 2013 lalu ada 16.000 nyawa hilang akibat penembakan tidak sengaja di AS.
Tak hanya itu, keluarga yang memiliki senjata api juga memiliki kebiasaan meninggalkan senjata dalam keadaan terisi, dan tidak terkunci. Bahkan ada 1,7 juta anak-anak dan remaja yang tinggal di rumah yang memiliki senjata api dalam keadaan demikian.
AS dikenal sebagai negara penggila senjata api. Foto-foto yang dikumpukan Telegraph menunjukkan penduduk sering kali terlihat membawa senjata api ke tempat-tempat umum seperti supermarket. (Ikr)