Harga Minyak Dunia Turun, Terpengaruh Badai di Atlantik

Harga minyak ditutup rendah pada perdagangan Kamis, atau Jumat, (2/9/2015), di bawah angka US$ 45 per barel. Penurunan harga disebabkan oleh

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 02 Okt 2015, 06:57 WIB
Penguatan dolar dan produksi minyak Rusia serta ekspor Irak tinggi membuat harga minyak dunia merosot 5 persen.

Liputan6.com, New York Harga minyak ditutup rendah pada perdagangan Kamis, atau Jumat, (2/9/2015), di bawah angka US$ 45 per barel. Penurunan harga disebabkan oleh data manufaktur, dan badai Joaquin.

Aktivitas manufaktur China naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan lalu, tapi di Amerika Serikat dan Eropa, kinerja manufaktur anjlok di September. Sementara, badai yang terjadi di Atlantis megancam kinerja kinerja dari kilang minyak, yang kemungkinan bisa meningkatkan supply.

Minyak Amerika Serikat, West Texas Intermediate Crude, jatuh 35 sen atau 0,8 persen dan bertengger di US$ 44,7 per barel, setelah sebelumnya diperdagangkan pada level US$ 47 per barel. Se,entara November Brent Crude, acuan minyak dunia juga jatuh 1,4 persen ke level SU$ 47,69 per bare London.

"Harga minyak mentah rally, karena kinerja manufaktur China lebih dari yang dibayangkan, hanya unntuk melihat sentimen positif ini dibatalkan sebagai cetakan dari Amerika Serikat dan Eropa yang loyo," tutur analis komoditas, Matt Smith dikutip dari marketwatch.

Badai atlantik, Joaquin, bisa menaikkan kekhawatiran terhadap produksi dar kilang, dan supay juga demand minyak mentah.

Jika badai tersebut masih berlanjut, maka akan mengancam keberlangsungan kolang di New Jersey, Pennsylvania, dan Delware.

"Potensi nyata dari minyak berasal dari potensi pemadaman listrik. hal ini akan membatasi permintaah minyak di timur laut karena penutupan kilang," katanya. "Pemadaman listrik akan berdampak pada arus pipa dari Teluk Meksiko, sementara impor ke New York akan tertunda," katanya. (Zul/Ahm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya