Liputan6.com, Jakarta Jika Anda berkunjung ke Solo atau Semarang, Jawa Tengah, jangan lewatkan kesempatan untuk menyicip kuliner yang satu ini langsung dari tempat asalnya. Garang Asem namanya, chicken soup ala Indonesia ini selain lezat juga dipercaya mampu menghangatkan dan menyegarkan badan.
Menurut Bondan Winarno, yang dikutip dari bukunya 100 Mak Nyus Jakarta, Jumat (2/10/2015), secara umum ada dua versi Garang Asem, yaitu versi Kudus yang tanpa santan, dan versi Solo yang menggunakan santan. Namun demikian, ada satu elemen yang sama di antara keduanya, yaitu dimasak dalam bungkus daun pisang. Nama Garang Asem sendiri diambil dari cara mengolahnya yang dikukus atau digarang.
Advertisement
Untuk membuat satu hidangan Garang Asem diperlukan satu ekor ayam yang dipotong menjadi 16 bagian sebagai bahan utamanya. Sementara itu bahan-bahan lainnya adalah bawang merah dan putih, cabe rawit hijau, daun salam, lengkuas, serai, belimbing sayur, tomat hijau, dan jahe. Semua bahan tersebut diiris tipis, kecuali cabe rawit hijau.
Cara membuat Garang Asem sangat sederhana, awalnya tumis bumbu yang telah diiris hingga halus. Setelah itu masukkan ayam, garam, gula, daun salam, lengkuas, jahe, dan serai. Masak hingga ayam menjadi sedikit empuk. Sediakan daun pisang yang tebal, jika dirasa perlu tambahkan daun pisang secara berlapis agar tidak bocor. Setelah itu masukkan ayam bersama kuahnya, lalu tambahkan irisan belimbing sayur, tomat ijo, dan cabe rawit. Kukus selama sekitar 15 menit saja.
Cita rasa segar dari kuah Garang Asem berasal dari belimbing sayur yang menjadi bahan pelengkapnya. Sementara itu, kuahnya yang berasal dari kaldu asli rebusan ayam menjadikan Garang Asem memiliki kuah yang cenderung bening, namun hangat dan segar di badan.
Ada satu tips untuk menghasilkan cita rasa Garang Asem yang super lezat, dan gurih, serta pas bersanding dengan asamnya belimbing sayur, yaitu dengan memilih ayam kampung sebagai bahan utamanya. Pilihan itu bukan tanpa sebab, selain diyakini mampu menghasilkan kuah kaldu yang lebih gurih, daging ayam kampung tidak mudah hancur karena proses pengukusan yang lama. (Ibo)