Citizen6, Jakarta Anda pernah mendengar nama Sri Lestari? Sri Lestari seperti jutaan difabel di Indonesia, menjalani kehidupan sehari-hari dengan disabilitas gerakan. Saat berumur 23 tahun, Sri menjadi lumpuh karena kecelakaan sepeda motor.
Bertahun-tahun setelahnya, ia hanya berada di rumah dan tak pernah ke luar. Karena ia yakin tak mampu melakukan apapun di dalam hidupnya sejak kakinya direnggut. Sri percaya bahwa hidupnya tak bermakna. Perasaan yang dirasakan oleh jutaan orang Indonesia yang juga difabel.
Advertisement
Suatu hari, ia menerima kursi roda, kemudian sepeda motor modif, dan setelahnya ia ditawari pekerjaan. Hidupnya berubah. Ia kembali mendapatkan hidup dan kehormatan. Ia akhirnya menyadari bahwa hidup tak hanya berhenti sampai di situ saja.
Tahun lalu, Sri melakukan perjalanan dengan sepeda motor modifnya dari Aceh sampai Jakarta. Selama dalam perjalanan tersebut, ia berjuang meningkatkan kesadaran tentang hak dan kemampuan difabel di Indonesia. Ia juga memberi semangat pada para difabel lainnya untuk tidak menyerah dengan keadaan.
Pertemuan mbak Sri Lestari dengan Ariel. Ariel adalah seorang anak difabel yang baru bisa duduk setelah menggunakan kursi roda adaptifFoto oleh: UCP Roda Untuk Kemanusiaan.
Posted by Perjalanan Mbak Sri on Sunday, September 27, 2015
"Tujuan saya meningkatkan kesadaran masyarakat difabel supaya mereka menyadari bahwa hidup mereka tidak berhenti sampai di situ saja, juga meningkatkan kesadaran pemerintah Indonesia dan masyarakat umum bahwa mereka dapat memberikan akses yang layak kepada orang difabel, dan memberikan kesempatan kepada orang difabel untuk menentukan arah hidup diri-sendiri," tutur sri panjang lebar sebagaimana dikutip dari Tumblrnya, Jumat (02/10).
Tahun ini, ia membuat perjalanan lagi. Dari Jakarta, ia akan terbang ke Manado lalu menyusuri jalanan sejauh 1.871 km menuju Makassar dengan sepeda motor kesayangannya. Ia memulai perjalanannya dari tanggal 20 September lalu dan diperkirakan akan selesai tanggal 13 Oktober.
Kemarin, #PerjalananMbakSri telah sampai di kota Palu. Mari kita simak cerita perjalanannya. :)1 Oktober 2015...
Posted by Perjalanan Mbak Sri on Thursday, October 1, 2015
Meski demikian, perjuangan hebat Sri ini juga mengalami kesulitan finansial. Perjalanan Sri sejauh ini bergantung pada urunan kolektif. Maka dari itulah diadakan penggalangan dana perjalanan Mbak Sri untuk mendukung dan membantu Mbak Sri dalam memperjuangkan hak-hak difabel di Indonesia, yang menurut data: empat dari lima anak difabel tidak dapat bersekolah dan 80% dari mereka menjadi pengangguran.
Bila Anda ingin membantunya, Anda dapat berdonasi, berapapun jumlahnya, di Kitabisa.com. Anda juga dapat menyebarkan kampanye perjalanannya serta memantau perjalanan Sri di blognya.
Sungguh, kaum difabel tidak butuh dikasihani. Tapi mereka butuh kesempatan. (sul)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6