Rupiah Kembali Turun ke 14.725 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah kembali terpelanting ke kisaran 14.725 pada Jumat (2/10/2015).

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 02 Okt 2015, 12:29 WIB
Ilustrasi Nilai Tukar Rupiah Melemah

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali terpelanting ke kisaran 14.725 pada perdagangan Jumat (2/10/2015). Penyebab penurunan tersebut karena para pelaku pasar mengantisipasi data ketenagakerjaan AS di tengah menguatnya ekpektasi Kenaikan suku bunga AS.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka melemah di level 14.700 per dolar AS dibandingkan penutupan pada kamis yang ada di level 14.691 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 14.692 per dolar AS pada pukul 11.16 WIB. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.689 per dolar AS hingga 14.725 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melamah menjadi 14.709 per dolar AS pada Jumat, dari perdagangan Kamis yang berada di level 14.654 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Esandar Arthamas Berjangka, Tony mariano menjelaskan, pelemahan rupiah hari ini lebih dikarenakan faktor eksternal dikarenakan para pelaku pasar mengantisipasi data ketenaga kerjaan AS yang akan dirilis malam ini.

"Rupiah melemah dalam perdagangan hari ini lebih dikarenakan faktor psikologi, dimana para pelaku pasar memborong dolar AS untuk mengantisipasi data ketenagakerjaan AS nanti malam." kata Tony.

Tony juga menambahkan bahwa jika data tersebut sesuai atau di atas ekpetasi para pelaku pasar maka berpotensi meningkatkan prospek kenaikan suku bunga AS sebelum akhir tahun ini.

"Bagusnya tampilan dari data pekerjaan sektor swasta AS hari Rabu lalu, membuat pelaku pasar memperkirakan data payrolls AS hari akan meningkat di atas perkiraan." Ujar Tony.

Sebelumnya, pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bank sentral AS berada di jalurnya untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Meskipun demikian, ia mengakui "kejutan" ekonomi dapat menyebabkan mereka mengubah rencana tersebut.

"Sebagian besar peserta FOMC, termasuk saya sendiri, saat ini mengantisipasi untuk mencapai kondisi ini, kemungkinan akan menaikan suku bunga akhir tahun ini, setelah itu diikuti oleh kecepatan bertahap pengetatan," kata Yellen dalam pidatonya Kamis 24 September 2015 di Amherst, Massachusetts.

"Tapi jika perekonomian mengejutkan kita, maka penilaian tentang kebijakan moneter yang tepat akan berubah," tambah Yellen. (Ilh/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya