Liputan6.com, Jakarta Menurut sebuah penelitian, wanita yang memanfaatkan ramuan ginseng lebih besar peluangnya untuk sanggup melewati penderitaan akibat kanker payudara. Kualitas hidupnya pun menjadi lebih baik setelah menjalani perawatan akibat gangguan itu.
Penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiologist akhir Maret lalu ini melibatkan 1.455 wanita China yang memperoleh perawatan karena kanker payudara. Kehidupan mereka terus dipantau hingga enam tahun setelah mereka memperoleh pengobatan. Dari situ diketahui, selama masa perawatan dan penyembuhan, wanita yang mengonsumsi ginseng sebelum mereka terdiagnosis, 30 persen lebih kecil untuk meninggal dibanding mereka yang tidak pernah ramuan ginseng.
Advertisement
Lebih dari itu, mereka yang langsung mengonsumsi ginseng begitu terdiagnosis kanker payudara, dilaporkan memiliki emosi yang lebih mantap dan lebih aktif dalam kehidupan sosial. Berdasarkan temuan tersebut, pemimpin penelitian, Dr Xiao-Ou Shu dari Vanderbilt University di Nashville, Tennessee, AS, mengusulkan agar dalam uji klinis di masa mendatang disertakan pula penggunaan ginseng bersama perawatan kanker payudara konvensional.
Sekarang ini, kata Dr Shu, wanita dengan gangguan kanker payudara yang mengonsumsi ramuan ginseng perlu melaporkan penggunaannya kepada dokter yang merawat.
Menurut Dr Shu, seperti obat lain, tanaman obat juga memiliki efek samping atau bisa bereaksi dengan obat-obat lain. Ginseng adalah suplemen tanaman obat populer yang sudah lama digunakan dalam Traditional Chinese Medicine (TCM). Di Barat, ginseng terutama dikenal sebagai pendongkrak energi dan penguat sistem kekebalan tubuh. Dalam penelitian di atas, pasien yang yang mengonsumsi ginseng umumnya memilih jenis akar ginseng 'putih' yang belum diproses.
Selain itu mereka juga memperoleh terapi kanker konvensional, operasi, kemoterapi, dan radiasi. Secara keseluruhan, jumlah mereka yang terbiasa mengonsumsi ginseng sejak sebelum terdiagnosis adalah 27 persen. Mereka inilah yang 30 persen lebih kecil kemungkinan umtuk meninggal karena kanker payudara dibanding yang sama sekali tidak pernah makan ginseng, setelah faktor usia, pendidikan, dan stadium kanker yang dideritanya diperhitungkan.
Di antara 1.065 pasien yang tetap hidup selama enam tahun kemudian, 63 persen mengaku langsung makan ginseng setelah mereka terdiagnosis kanker payudara. Wanita-wanita ini melaporkan memiliki keadaan emosi dan kehidupan yang lebih baik dibanding sesama pasien yang tidak makan ginseng.
Belum jelas benar apakah membaiknya kehidupan pasien kanker payudara itu benar-benar karena ginseng dan bagaimana ginseng bekerja sehingga bisa meringankan penderita pasien kanker payudara. Penelitian lebih lanjut berkaitan dengan pertanyaan itu masih perlu dilakukan. (*)