Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengaku masih mencatat untung hingga Rp 10 triliun dari seluruh kegiatan usaha hulu sampai hilir sepanjang Januari-Agustus 2015. Namun, perusahaan pelat merah ini juga harus menanggung rugi sekitar Rp 15 triliun karena menjual harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar di bawah harga keekonomian.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengungkapkan, perseroan tidak keberatan bila harus memikul pembengkakan beban kerugian karena menurunkan harga BBM. Pasalnya pemerintah sudah menegaskan tidak akan menambal rugi Pertamina dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Ya itu memang tugas Pertamina. Sejauh Pertamina secara korporasi masih punya laba dan potensi untuk berkembang, ya tidak masalah (defisit lagi)," ujar dia saat berbincang dengan wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Menurut Dwi, Pertamina sanggup menanggung kerugian itu karena masih mendulang laba dari kegiatan usaha, selain penjualan BBM Premium. Dari catatannya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Migas ini meraup laba US$ 840 juta atau setara dengan Rp 10 triliun sampai periode Agustus 2015.
"Laba sekira Rp 10 triliun atau US$ 840 juta ini sudah menghitung kerugian Pertamina. Jadi meski jualan Premium rugi, secara total kami masih untung sekira Rp 10 triliun. Sejauh ini, kami masih bisa memikulnya, tapi kan labanya jadi berkurang," terangnya.
Apabila ada opsi menambal rugi Pertamina dari Penyertaan Modal Negara (PMN) atau pengurangan dividen dari pemerintah, Dwi lebih memilih opsi kedua. Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk itu meminta pengurangan setoran dividen sesuai kerugian tersebut.
"Penurunan dividen lah yang bagus. Kalau sebagai korporasi, kami berharap boleh saja kan, tapi keputusannya ada pada pemegang saham. Kami tetap harus memahami kondisi negara seperti apa," kata Dwi.
Pertamina Pasrah Tanggung Rugi Bila Harga BBM Turun
Pertamina sanggup menanggung kerugian akibat penurunan harga BBM karena sebenarnya perseroan masih mendulang laba dari kegiatan usaha lain.
diperbarui 02 Okt 2015, 19:16 WIBIlustrasi Minyak Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kemenag Akan Selesaikan Sertifikasi Guru dengan PPG Sampai 2026
Desa Wisata Pulesari, Lengkap dengan Harga Paket Wisata Alam dan Budaya di Lereng Merapi
Top 3: Kriteria Pelanggan PLN yang Dapat Diskon Tarif Listrik 50%
Rusia Kembangkan Konsol Game Domestik, Strategi Capai Kemandirian Teknologi
Selama Libur Nataru, Okupansi Hotel Banyuwangi Capai 100 Persen
Manchester United Siap Tukar Marcus Rashford dengan Victor Osimhen
Rekomendasi Serial Anime Aksi Legendaris Paling Ditunggu Penggemar, Dragon Ball Daima Hingga One Piece Fishman Island Saga
Harga Emas Tergelincir dari Posisi Tertinggi Imbas Penguatan Dolar AS
Pemerintah Diminta Tak Gegabah untuk Hidupkan Kembali Ujian Nasional
Duka di Bulan Rajab, Wafatnya Paman Nabi dan Perdebatan tentang Keimanannya
Hasil Juventus vs AC Milan: Comeback di Babak Kedua, Rossoneri Kunci Tiket Final Piala Super Italia
Resep Sop Daging Sapi Bening Enak yang Mudah Dibuat, Lengkap dengan Variasinya