Liputan6.com, Balikpapan Buaya merupakan salah satu di antara sedikit hewan purba yang dianggap tidak secara utuh mengalami evolusi, sehingga mampu bertahan sejak zaman dinosaurus. Di Indonesia, populasi buaya yang kerap berkurang dari tahun ke tahun membuat beberapa pihak swasta membuat penangkaran buaya sebagai usaha untuk melestarikan hewan purba ini. Seperti salah satunya adalah penankarang buaya yang ada di Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Saat tim Liputan6.com berkunjung, yang ditulis pada Sabtu, (3/10/2015), tempat penangkaran buaya Teritip sudah dibangun sejak tahun 1996, dengan tujuan mulia untuk mengembangbiakan dan membudidayakan satwa liar. Selain itu, keberadaan penangkaran buaya Teritip juga dimaksudkan untuk menyediakan pasokan kulit buaya, sebagai bahan baku pembuatan tas untuk industri kreatif usaha kecil dan menengah.
Advertisement
Terlepas dari kedua hal tersebut, keberadaan penangkaran buaya di Teritip juga menjadi salah satu objek wisata keluarga alternatif kebanggan masyarakat Balikpapan. Tak heran saat memasuki akhir pekan dan hari libur sekolah, penangkaran buaya Teritp kerap diramaikan wisatawan, baik dari Balipapan maupun dari luar daerah.
Januari, seorang petugas penangkaran kepada Liputan6.com mengungkapkan, setidaknya di penangkaran buaya teritip terdapat beberapa jenis buaya, antara lain buaya muara, buaya air tawar, dan buaya supit, yang menjadi salah satu buaya langka di Indonesia.
Lebih jauh Januari menjelaskan, penangkarang buaya di teritip dibagi menjadi beberapa bilik, setiap biliknya ditempati beberapa buaya sesuai dengan ukuran dan jenisnya. “Proses penangkarannya itu dimulai dari pembibitan, pengkarantinaan, dan pemisahan setelah berumur 12 tahun. Pemisahan ini dilakukan agar buaya gak berantem, dan di usia ini buaya sudah dihitung induk, dan perlu dibuat kandang baru,” ujar Januari.
Jika Anda berkunjung ke penangkaran buaya Teritip, jangan lewatkan sensasi memberi makan buaya dari jarak dekat. Buaya yang langsung menerkam saat dilemparkan seekor ayam, tentu menjadi pemandangan yang memacu adrenalin dan menghibur. Hanya dengan membeli seekor ayam hidup seharga Rp 10.000, tiap pengunjung sudah bisa merasakan sensasi memberi makan buaya.
Tak hanya itu, di lokasi penangkaran buaya juga dijajakan beberapa ramuan khas yang dihasilkan dari buaya. Buaya tak hanya diambil daging dan kulitnya saja, kelamin dan lemaknya ternyata juga bisa dimanfaatkan. Kelamin buaya betinas misalnya, bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan stamina pria, sedangkan lemaknya bisa diramu menjadi obat berbagai penyakit kulit.
Dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00, penangkaran buaya Teritip menjadi menjadi salah satu objek wisata di Balikpapan yang kerap dikunjungi wisatawan. Dengan harga tiket yang terjangkau, Anda sudah bisa belajar tentang perkembangbiakan buaya, sambil berwisata bersama keluarga. (Ibo)