Liputan6.com, Mekah - Beragam cara dilakukan jemaah haji Indonesia untuk dapat membawa air zam-zam ke Tanah Air. Selain dibalut kain ihrom, ada juga yang dimasukkan ke dalam kaleng biskuit. Sebagian koper jemaah haji yang akan pulang setelah penimbangan terkena sweeping petugas karena kedapatan membawa zam-zam.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, pihaknya akan mengintensifkan sosialisasi jangan membawa zam-zam kepada jemaah haji Indonesia,
"Sosialisasi mengenai jangan membawa air zam-zam ke koper lebih di intensifkan lagi pada kloter-kloter yang pulang ke Tanah Air, baik melalui Bandara Jeddah maupun Madinah," begitu isi pesan tertulis Menag yang diterima Liputan6.com, Sabtu (3/10/2015).
Sebelumnya, Lukman sempat meninjau Madinatul Hujjaj, Jeddah. Madinatul Hujjaj merupakan tempat di mana seluruh koper jemaah haji Indonesia diperiksa, apakah beratnya sesuai ketentuan, yaitu 32 kg dan apakah isinya tidak terdapat benda-benda cair yang membahayakan.
“Saya tadi memeriksa dan umumnya benda-benda yang tidak memungkinkan untuk dibawa dalam tas jemaah adalah air zam-zam. Padahal ini sejak di Tanah Air, kita sudah berulang kali menginformasikan agar jangan menaruh zam-zam di dalam koper,” kata Menag.
Advertisement
Ikut hadir mendampingi Menag dalam tinjauan ini, Irjen Kemenag M Jasin, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Janis, Kepala Pusat Informasi dan Humas Rudi Subiyantoro, serta Kadaker Airport Jeddah–Madinah, Nurul Badruttamam.
“Ternyata kita saksikan masih cukup banyak. Karenanya tadi saya sudah perintahkan petugas di Mekah dan nanti juga di Madinah untuk lebih intensif mengumumkan agar jemaah tidak lagi menaruh air zam-zam di kopernya,” ujar dia.
Menurutnya, setiap jemaah akan mendapatkan 5 liter zam-zam ketika tiba di Tanah Air, sehingga tidak perlu membawa sendiri-sendiri. Air berpotensi mengancam keselamatan penerbangan. Ketentuan regulasi penerbangan melarang keras adanya air dalam tas koper. “Kita imbau jamaah haji agar hal ini benar-benar dipatuhi,” tambah Lukman.
Sampai Jumat 2 Oktober, jemaah yang tergabung dalam 50 kloter sudah bertolak ke Tanah Air, terdiri dari 30 ribu jemaah reguler, dan penyelenggara haji khusus ada 120 pemberangkatan jemaah dengan total 7 ribuan jemaah.
Meski ada keterlambatan pada awal-awal pemulangan disebabkan kepadatan, Menag bersyukur karena on time performance semakin on the track dan waktu keterlambatan semakin kecil.
Dia berharap ketepatan waktu jadwal penerbangan pemulangan terus membaik. “Itu juga bergantung pada bagaimana proses penimbangan dan pemeriksaan koper-koper ini,” kata dia mengingatkan.
Mulai 3 Oktober 2015, jemaah gelombang kedua yang masih di Mekah mulai diberangkatkan menuju Madinah. Mereka akan tinggal selama 8 hari di Madinah untuk mengerjakan Arbain, yaitu salat wajib berjamaah 40 waktu secara berturut-turut. Selesai mengerjakan Arbain, mereka akan dipulangkan menuju Tanah Air dari Madinah.
“Harapan kami, sesuai dengan rencana, pada tanggal 26 Oktober seluruh jemaah haji Indonesia sudah meninggalkan Tanah Suci menuju Tanah Air,” kata Lukman.
Datangi Bandara KAA Jeddah
Usai meninjau Madinatul Hujjaj, Lukman juga mendatangi jemaah yang menunggu penerbangan di Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah. Sebagian jamaah mengeluhkan lamanya waktu tunggu di bandara dan kondisi ruang tunggu yang minim fasilitas. Kepada jamaah, Lukman meminta kesabaran dan keikhlasan hati mereka lantaran proses di bandara memang membutuhkan waktu cukup lama.
Selain itu, dia meminta jemaah bersyukur karena bisa menjalani seluruh proses ibadah haji dengan lancar. Alasannya, ada sebagian jemaah haji Indonesia yang tertimpa musibah, baik musibah crane maupun tragedi Mina, yang tidak bisa sempurna merampungkan ibadah haji mereka.
Usai berbincang dengan jemaah, Lukman meluncur ke kantor perwakilan Kementerian Urusan Haji Arab Saudi di Bandara KAA Jeddah dan berdialog dengan Kepala Kantor Agama di Bandara KAA Jeddah, Nabil Makiy Hadad. Nabil mengatakan jemaah haji Indonesia adalah jemaah yang paling tertib di Bandara KAA Jeddah.
Seraya menyampaikan terima kasih atas pelayanan dan kerja sama yang diberikan Kementerian Urusan Haji Arab Saudi, Lukman meminta pemerintah Saudi bisa menambah fasilitas di ruang tunggu jemaah sebelum masuk ke bandara. (Ron/Nda)