Liputan6.com, Malang - Tosan masih terbaring lemas di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang, Jawa Timur, pasca-pengeroyokan puluhan orang pekan lalu. Namun aktivis anti-tambang itu terlihat bahagia dari sorot kedua matanya.
Sebab, saing tadi Tosan dijenguk seorang perwira tinggi di jajaran Polri. Dia adalah Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anton Charliyan. Tosan pun menyampaikan sejumlah permintaan kepada kepolisian.
"Tambang di desa itu harus ditutup total, karena keberadaaannya membahayakan lingkungan kami," kata Tosan menjawab pertanyaan Anton di Malang, Jawa Timur, Minggu (4/10/2015).
Meski masih terbaring di ruang perawatan menggunakan alat bantu pernafasan, suara Tosan terdengar tegas. Ia mengaku siap mati demi memperjuangkan penolakan penambangan ilegal di desanya, Desa Selok Awar awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
"Saya rela mati karena menolak tambang itu. Semua pelaku harus ditangkap," sumpah dia.
Perbincangan di Ruang 12 ICU Rumah Sakit Syaiful Anwar siang itu berlangsung cukup hangat. Istri dan ibu kandung Tosan turut mendampingi pertemuan tersebut. Namun kunjungan Anton beserta jajarannya itu berlangsung tak kurang dari 10 menit.
Anton kepada sejumlah awak media menyatakan, kondisi Tosan sudah semakin membaik saat ini. Pemulihannya sudah mencapai 70 persen. Tosan juga sudah bisa bercanda dengan istri dan ibunya.
"Kondisinya sudah semakin membaik. Pesan Pak Tosan juga berpesan pada kami agar mengusut kasus ini sampai tuntas, memproses siapa pun yang terlibat," ujar Anton usai menjenguk.
Anton menegaskan, Polri tak main-main dan siap mendukung penuh jajaran Polda Jawa Timur dalam menangani kasus pembunuhan dan penganiayaan ini. Tim khusus Divisi Propam Polri juga telah diterjunkan untuk mengusut kasus yang menewaskan rekan Tosan, Salim Kancil.
"Kami akan menindak tegas siapa pun yang terlibat kasus ini," pungkas Anton.
Penganiayaan Tosan dan Salim Kancil terjadi pada 26 September 2015 di Desa Selok Awar awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Pagi itu, 2 petani sekaligus aktivis anti-tambang pasir besi itu diduga dikeroyok puluhan orang.
Tosan berhasil selamat dalam penganiayaan yang diduga dilakukan 30 orang itu. Namun, Salim Kancil yang diduga sempat digergaji dan diseterum di balaidesa ini akhinya meregang nyawa. Jasadnya ditemukan penuh luka di jalan menuju makam desa itu.
Kepala Desa Selok Awar Awar Haryono yang disebut-sebut sebagai otak di balik penganiayaan dan pembunuhan ini, kini sudah dinonaktifkan dari jabatannya. Dia kini menjadi tersangka kasus ini dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. (Rmn/Mut)
Pesan Tosan untuk Polri Terkait Tambang di Lumajang
Tosan kini sudah bisa bercanda dengan istri dan ibunya.
diperbarui 04 Okt 2015, 17:30 WIB Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan menjenguk Tosan, aktivis antitambang Lumajang di RS Syaiful Anwar Malang, Jawa Timur, Minggu (4/10/2015). (Liputan6.com/Zainul Arifin)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Fungsi Badan Mikro: Peran Penting dalam Metabolisme Sel
Peneliti Korea Selatan Temukan Baterai Mobil Listrik Canggih Masa Depan
Resep Bubur Suro: Tradisi Kuliner Khas Tahun Baru Islam
350 Kata Buat Pacar yang Romantis dan Menyentuh Hati, Penuh Makna Mendalam
Waskita Karya Suntik Modal Anak Usaha untuk Perkuat Bisnis Jalan Tol, Segini Nilainya
Istana Sebut Dana Pribadi Prabowo untuk Makan Bergizi Gratis di Kendari Tetap Dipakai
350 Quote Bahasa Prancis Romantis dan Inspiratif
Program Makan Bergizi Gratis Jajaki Hari Pertama, Apa Tugas Kemenkes?
Donald Trump Tak Akan Umumkan Rencana Cadangan Strategis Bitcoin
Deretan iPhone dengan Kamera Terbaik per Januari 2025, Apa Saja?
Rektor Baru UMY di Tahun Baru
Potret 7 Artis Bareng Shin Tae-yong, Ucap Terima Kasih dan Salam Perpisahan