Liputan6.com, Jakarta - Jasad bocah F yang ditemukan dalam kardus sudah dimakamkan pagi tadi di TPU Kalideres, Jakarta Barat. Namun polisi masih memburu pelaku pembunuhan yang disertai tindak asusila.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (4/10/2015), psikolog forensik menyebut pelaku bukanlah psikopat. Karena caranya menghabisi nyawa dan menyembunyikan jejak korban tidak rapi layaknya seorang psikopat yang biasanya penuh rencana.
Advertisement
Analisa sementara, pelaku tergolong pedofilia situasional terkait perilaku kekerasan. Hal itu dikarenakan faktor dendam yang mendalam. Kemudian dilampiaskan kepada kelompok yang lebih lemah yakni anak- anak.
"Si pelaku menggunakan cara-cara kekerasan, cara-cara biadab dengan warna-warna seksual yang sangat kental, tapi bisa jadi motifnya sesungguhnya bukan seksual," ucap psikolog forensik Reza Indragiri.
Fakta terkuak dari hasil autopsi terhadap jenazah F di leher korban terdapat jejak kekerasan dengan benda tumpul yang membuatnya tak bisa bisa bernapas. Ada dugaan kuat kekerasan seksual berdasar autopsi di daerah kemaluan dan anus korban.
Jenazah F ditemukan warga di Kalideres Jumat 2 Oktober 2015 malam mayat bocah malang murid kelas 3 SDN 05 Pagi Rawa Lele, Kalideres itu ditemukan di dalam kardus. Tangan F terikat lakban, sedangkan mulutnya tersumpal kain. Lokasi penemuan mayat korban memang dikenal sebagai daerah rawan tindak kejahatan. (Vra/Ali)