Cara Panglima TNI Wujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Kuncinya, kata Gatot, adalah keberanian dan kebersamaan antara TNI dan rakyat untuk menjaga kedaulatan NKRI.

oleh Audrey Santoso diperbarui 05 Okt 2015, 06:27 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan pidato di Dermaga Mako Kolinlamil, Jakarta, Kamis (27/8/2015). Sebanyak 107 prajurit akan berangkat dengan KRI Bung Tomo-357 ke Lebanon untuk menjalankan misi perdamaian. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, TNI harus memiliki keunggulan prajurit dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) di udara dan laut. Alutsista mendasar yang harus dilengkapi pertama, ujar Gatot, adalah radar yang mampu mendeteksi apa pun armada negara lain yang memasuki wilayah teritorial Indonesia.

"Keunggulan itu pertama adalah kita harus punya radar yang bisa mendeteksi siapa pun yang masuk ke wilayah kita," kata Gatot di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu 4 Oktober 2015.

Setelah radar yang mumpuni, lanjut Gatot, Indonesia harus memiliki tentara yang berani dan tegas memberikan peringatan terhadap kapal atau pesawat negara lain yang melanggar batas wilayah tanpa meminta izin terlebih dulu. Agar prajurit mampu bereaksi cepat, diperlukan dukungan dari kemutakhiran alutsista TNI.

"Setelah kita bisa mendeteksi, kita juga bisa memberikan peringatan kepada siapa pun yang melintas. Tentunya jika mereka tidak permisi. Selain itu, kita juga harus punya Angkatan Udara dan Angkatan Laut yang cepat mendatangi tempat itu kalau mereka tetap melintas, dan mengingatkan bahwa mereka melanggar," ujar Gatot.

"Kalau memang dia tidak mendengarkan, diikuti dan dipaksa turun di bandara atau merapat ke pelabuhan terdekat. Kita usir keluar lagi," imbuh jenderal bintang 4 ini.

Jika hal tersebut dilakukan secara komitmen, Gatot yakin nantinya dunia internasional akan segan dan memperhitungkan kekuatan militer Indonesia. Kuncinya, menurut Gatot, adalah keberanian dan kebersamaan antara TNI dan rakyat untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Negara lain pasti melihat yang ingatkan siapa. Kita harus mencari teknologi yang tertinggi dan beattle proven. Jadi benar-benar punya deterne effect yang sesuai dengan kondisi poros maritim internasional ini," tandas mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini.

"Kalau TNI-nya bencong, rakyatnya yang sedih kan. Jadi harus kuat dan berani. TNI milik rakyat," sambung Gatot.

Gatot mengatakan, saat ini negara-negara yang 'mengujicoba' TNI dengan masuk ke wilayah Indonesia, sudah berhasil diperingatkan dan diusir secara baik-baik. "Namun kita bersyukur. Negara manapun yang masuk, kita ingatkan, mereka keluar." (Sun/Ron)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya