Liputan6.com, Jakarta - Kurs rupiah yang melemah terhadap Dollar Amerika Serikat ternyata dipengaruhi oleh berbagai faktor. World Bank atau Bank Dunia mengungkapkan, salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah lesunya perekonomian China yang berdampak pada nilai mata uang di Asia Pasifik.
Ndiame Diop, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia menjelaskan, lemahnya perekonomian China berdampak negatif pada perkembangan ekonomi Indonesia. Jika pertumbuhan China semakin melambat, dampaknya dapat dirasakan di seluruh kawasan, terutama di negara-negara yang terhubung dengan Tiongkok melalui perdagangan, investasi dan pariwisata.
Advertisement
"jika beberapa hal di China terus berjalan tidak sesuai ekspektasi, maka hal tersebut akan sangat berdampak pada perekonomian ASEAN, khususnya Indonesia," ujarnya dalam diskusi di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin (5/10/2015)
Namun ia menegaskan, nilai tukar rupiah dapat menguat apabila ditunjang dari pertumbuhan ekonomi yang baik dan kebijakan pemerintah yang mendukung hal tersebut.
"Oleh karena itu pemerintah harus fokus dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menghasilkan aliran masuk modal," tambahnya
Diop memproyeksi kondisi fundamental Indonesia baru membaik mulai tahun 2016. Hal ini dipengaruhi dampak positif dari paket kebijakan ekonomi, belanja infrastruktur pemerintah hingga investasi swasta.
Mengutip Bloomberg, Senin (5/10/2015), rupiah dibuka menguat tipis 9 poin ke level 14.637 per dolar AS dibandingkan penutupan pada Jumat pekan lalu di level 14.646 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 14.563 per dolar AS pada pukul 11.37 WIB. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.545 per dolar AS-14.651 per dolar AS. Pada pukul 12.14 WIB, rupiah sentuh level 14.552 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 100 poin menjadi 14.604 per dolar AS pada Senin dari perdagangan Jumat pekan lalu yang berada di level 14.709 per dolar AS. (Vna/Zul)