Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah beberapa bulan sejak diselimuti kabut asap pekat, aktivitas pendidikan di Kota Pekanbaru, Riau, lumpuh total. Peserta didik selalu saja diliburkan karena kualitas udara berbahaya. Terakhir, ujian tengah semester terpaksa ditunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Ujian mid atau tengah semester dari SD hingga tingkat SLTA sederajat diundur dari jadwal semula, yaitu 5 Oktober. Kapan pelaksanaannya diserahkan kepada sekolah. Guru diberi kewenangan melaksanakan ujian ketika kabut asap reda," ujar Kepala Dinas Kota Pekanbaru Dr Zulfadil, Senin (5/10/2015).
Pekan ini, sambung Zulfadil, sekolah kembali diliburkan selama sepekan. Meski demikian, siswa diwajibkan datang ke sekolah tiap Senin dan Kamis untuk mengambil tugas yang diberikan guru.
"Senin dan Kamis itu siswa datang ke sekolah selama 2 jam. Waktu ini digunakan guru menjelaskan tugas yang diberikan. Tugas ini diselesaikan di rumah dan diantarkan hari Kamis. Begitu selanjutnya hingga kabut asap ini hilang," ungkap Zulfadil.
Dia mengatakan, langkah itu diambil berdasarkan instruksi dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau ke setiap dinas di kabupaten dan kota di Riau. Selanjutnya akan dievaluasi lagi supaya peserta didik tidak ketinggalan pelajaran.
Menurut Zulfadil, kondisi pendidikan Riau secara umum sudah lumpuh sejak bulan lalu. Siswa terpaksa dipulangkan karena kualitas udara berbahaya.
"Oleh karena itu, orang tua murid dan siswa harus memperhatikan tugas yang diberikan guru di sekolah. Jangan biarkan anak berkeliaran, sehingga lupa tugas supaya tidak jauh ketinggalan pelajaran," kata dia.
Dia berharap, kabut asap segera menghilang dari Riau. Pemerintah provinsi dan pemerintah pusat juga diharapkan segera mengatasi kabut asap ini.
"Harapannya, Presiden Joko Widodo dan petinggi di daerah ini segera menuntaskan kabut asap ini. Kasihan peserta didik ini, terlalu banyak mereka ketinggalan pelajaran," kata Zulfadli.
Advertisement
Ketinggalan Pelajaran
Salah seorang guru SD di Pekanbaru, Nurasni, mengaku pusing dengan kondisi ini. Ditemui di rumahnya di Jalan Pelajar Pekanbaru, dia harus mengatur ulang ujian tengah semester yang jauh hari disiapkannya.
"Bagaimana ya, pusing kita lihat kondisi ini. Murid banyak ketinggalan pelajaran, belum lagi ujian tengah semester. Takutnya murid nggak bisa mengerjakan soal nanti, karena banyak ketinggalan pelajaran. Terpaksalah banyak membuat tugas supaya ketinggalan bisa diikejar," kata dia.
Sementara itu, siswa SLTA 12 Pekanbaru di Jalan Garuda Sakti, Mike Nurjannah mengaku sekolahnya meliburkan belajar selama sepekan. Namun tadi pagi, dia diwajibkan ke sekolah untuk mengambil tugas.
"Senin ke sekolah mengambil tugas untuk dikerjakan di rumah. Di sekolah ada sekitar 2 jam mengambil tugas dari berbagai mata pelajaran. Nanti dikumpulkan pada Kamis," pungkas Nurjannah. (Mvi/Mut)*