Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap eks koordinator pengadaan pengolahan Pertamina Djohan Sumardjanto dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan bahan bakar Tetraethyl Lead (TEL) di PT Pertamina pada 2004-2005. Djohan diperiksa sebagai saksi.
"Dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka MSY (Direktur PT Soegih Interjaya M Syakir)," kata pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Djohan kemungkinan besar akan dimintai keterangannya soal kongkalikong antara Syakir dan mantan direktur pengolahan PT Pertamina Suroso Atmomartoyo yang kini jadi terdakwa. Sebagai petinggi Pertamina, Djohan diduga tahu banyak soal pengadaan bahan bakar TEL yang berbau suap dan melibatkan sejumlah pihak ini.
"Seseorang dipanggil penyidik pasti karena keterangannya dibutuhkan penyidik," ucap Yuyuk.
Kasus suap TEL Pertamina baru saja berkembang dengan penetapan Syakir sebagai tersangka pada Senin, 5 Oktober 2015 kemarin. Dia jadi tersangka setelah penyidik menemukan dua barang bukti yang sah.
Syakir dijerat dengan Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Dalam kasus ini, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta juga sudah menjatuhkan pidana penjara selama 3 tahun terhadap Direktur PT Soegih Interjaya Willy Sebastian Lim. Majelis yang diketuai John Butar Butar meyakini Willy terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan suap.
Suap diberikan Willy kepada Suroso Atmomartoyo selaku Direktur Pengolahan PT Pertamina berupa uang tunai USD190.000, fasilitas perjalanan ke London Inggris, dan fasilitas penginapan di Hotel May Fair Radisson Edwardian, London. Suroso kini juga sedang menunggu vonis hakim dengan tuntutan tujuh tahun penjara dan denda sebesar Rp 250 juta subsider 6 bulan kurungan dari jaksa.
Uang suap dimaksudkan agar Suroso selaku Direktur Pengolahan Pertamina tetap membeli TEL pada akhir 2004 dan 2005 melalui PT Soegih Interjaya sebagai agen tunggal The Associated Octel Company Limited (Octel). Octel kemudian berubah nama menjadi Innospec di Indonesia.
Menurut hakim, Willy menyuap Suroso secara bersama-sama. Mereka yang disebut hakim terlibat adalah David Peter Turner selaku Manager Regional Octel untuk kawasan Eropa, Asia, dan Australia. Lalu Paul Jennings selaku CEO of Octel, Dennis J Kerisson selaku CEO of Octel, Miltos Papachristos selaku Regional Sales Director for The Asia Pasific Region of Octel, dan Direktur PT Soegih Interjaya Muhammad Syakir. (Ndy/Mut)
KPK Periksa Eks Petinggi Pertamina Terkait Kasus Suap TEL
Kasus suap TEL Pertamina baru saja berkembang dengan penetapan Syakir sebagai tersangka pada Senin, 5 Oktober 2015 kemarin.
diperbarui 06 Okt 2015, 12:01 WIBIlustrasi Korupsi (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Energi & TambangShell Dikabarkan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia, Kenapa?
8 9 10
Berita Terbaru
Rekomendasi Destinasi Wisata di Pohuwato yang Kaya Sumber Daya Bawah Laut
Berawal dari Benturan Kendaraan, Lansia ini Tewas Dianiaya di Jakarta Timur
Penampilan Serba Hitam Song Hye Kyo dan Jennie BLACKPINK di Acara Pernikahan Picu Perdebatan Budaya
Simak, Tata Cara Mencoblos Pilkada 2024 dan Urutannya
Sholat Taubat Jangan Asal-asalan, Ini Tata Caranya agar Tobatnya Diterima
DPR Tunggu Pembahasan RUU Pemilu Terkait Usul KPU Jadi Ad Hoc
Mengenal Benteng Speelwijk, Wisata Bersejarah Cocok untuk Libur Keluarga
Mary Jane Masih di Lapas, Ini Kata Dirjen Pemasyarakatan
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 24 November 2024
Kebiasaan Muluk, Makan Menggunakan Tangan yang Sarat Filosofi dan Manfaat
Komnas HAM Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Sumbar Diusut Tuntas
Paris Hilton Sesumbar Punya Kulit Glowing Tanpa Botox atau Oplas, Apa Rahasianya?