Liputan6.com, Jakarta Jane Ebel (55) mungkin tak hanya sekali atau dua kali berobat. Semua usaha termasuk diet, hipnosis, dan botox dilakukan untuk mengatasi migrainnya. Hasilnya nihil. Sampai akhirnya dia menggunakan bando kesehatan berteknologi tinggi.
Seperti dikutip Dailymail, Selasa (6/10/2015) Ebel mengatakan, sakit kepala yang ia alami bisa berlangsung 36 jam dan terjadi setiap 10 hari. Saat kambuh, dia pun hanya bisa terbaring di tempat tidur selama berhari-hari.
Advertisement
"Sakit kepala ini saya alami sejak usia 17 tahun. Hingga saat ini, dokter memberikan resep obat penghilang rasa sakit Solpadeine. Tapi ketika stres dalam perjalanan saja, membuat kondisi ini semakin memburuk," katanya.
Saking inginnya menghentikan rasa sakit tersebut, kini Ebel memiliki 20 bekas suntikan di sekitar kepala dan leher untuk melumpuhkan otot. Namun cara ini juga tidak berhasil.
Namun beberapa waktu lalu, dia melihat sebuah perangkat kesehatan bernama Cefaly yang dapat mengatasi nyeri kepala dengan harga yang cukup mahal. Bagaimana tidak, satu perangkat seharga Rp 258 juta.
"Alat ini dapat memancarkan listrik ke saraf supraorbital di otak, untuk menghalau sakit kepala. Telah digunakan oleh penderita migrain di AS serta Eropa dan sekarang tersedia di Inggris. Pengguna disarankan untuk menggunakan alat ini 20 menit setiap hari," ungkapnya.
Dalam studi kecil yang dilakukan perusahaan Cefaly pada 67 pasien di lima kantor pusatnya di Belgia, 50 persen pasien mengalami pengurangan frekuensi migrain dan 37 persen bisa mengurangi jumlah obat yang dikonsumsi setiap bulan.
"Saya menggunakannya sampai tiga kali sehari sebagai tindakan pencegahan. Secara dramatis, alat ini mengubah hidup saya. Saya menggunakan alat ini sejak Februari dan mengalami empat kali migrain sejak saat itu. Sekarang saya bisa merencanakan masa depan yang layak," ungkap Ebel.