Lokasi Bekas Bencana Nuklir Chernobyl Jadi 'Surga' Hewan Liar

Dampak pemukiman manusia, termasuk perburuan, pertanian, dan kehutanan, malah lebih buruk daripada dampak radiasi Chernobyl.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 06 Okt 2015, 20:02 WIB
Foto rumah terlantar di Chernobyl oleh Valeriy Yurko.

Liputan6.com, Chernobyl - Tak disangka, bencana bocornya reaktor nuklir di Chernobyl pada tahun 1986 yang membuat kebakaran besar serta evakuasi luar biasa, ternyata menjadi 'surga' bagi sebagian hewan liar.

Para ilmuan menemukan, elk, rusa merah, babi hutan hingga serigala. Mereka tampak sehat dan tak terkontaminasi sisa-sisa radioaktif.

Suatu penelitian jangka panjang mengenai populasi hewan di sekitar Chernobyl menyaksikan kembalinya hewan-hewan liar di sana, tak terganggu oleh kegiatan manusia.

Menurut terbitan  Univerty of Portsmouth, suatu tim ilmuwan telah melakukan survey ke zona larangan bagi manusia di sekitar tempat itu dan mengamati begitu banyaknya hewan-hewan besar seperti rusa dan elk walaupun masih ada sisa radiasi, seperti dikutip dari Independent, Senin 5 Oktober 2015. 

Para ilmuwan tidak menemukan bukti untuk mendukung studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa satwa liar di wilayah tersebut telah menderita dari radiasi setelah kecelakaan Chernobyl tahun 1986. Emisi radioaktif di sebagian besar Eropa utara, menyebabkan  "hotspot" di dalam zona eksklusif.

Hewan-hewan liar kembali berkeliaran di Chernobyl (foto oleh Valeriy Yurko)

Lebih dari 116.000 warga dievakuasi dari zona sekitar Chernobyl, yang meliputi beberapa 4.200 kilometer persegi. Hanya pekerja konstruksi dan staf nuklir diizinkan masuk ke situs untuk melindungi reaktor yang tersisa.

Tidak adanya aktivitas manusia di zona eksklusi memiliki manfaat bagi satwa liar dari wilayah itu, lebih daripada kerusakan yang mungkin mungkin telah diderita sebagai akibat bersentuhan dengan unsur-unsur radioaktif, kata para peneliti.

Namun demikian, penelitian skala besar di wilayah itu sepertinya menduga bahwa walaupun radiasi itu berbahaya bagi hewan-hewan tersebut, dampak populasi manusia malah lebih berbahaya.

Kata profesor Jim Smith dari University of Portsmouth, “Ini bukan berarti radiasi itu baik bagi kehidupan liar. Hanya saja, dampak pemukiman manusia, termasuk perburuan, pertanian, dan kehutanan, malah lebih buruk.”

Hewan-hewan liar kembali berkeliaran di Chernobyl (foto oleh Tatyana Deryabina)

Profesor itu memimpin tim ilmuwan berbagai bangsa dalam melakukan analisa data historis yang berasal dari survey udara dan hitungan jejak hewan di salju. Mereka mendapati bahwa sejumlah hewan jenis mamalia, misalnya elk, rusa, rusa merah, babi hutan, dan serigala berkembang bersamaan dengan empat pelestarian alam lainnya di kawasan ini.

Profesor Jim Smith melanjutkan, “Sudah ada banyak laporan tentang banyaknya kehidupan liar di Chernobyl, namun inilah pertama kalinya penelitian skala besar membuktikan betapa gigihnya mereka.”

Hewan-hewan liar kembali berkeliaran di Chernobyl (foto oleh Tatyana Deryabina)

Ia melanjutkan, “Kemungkinan besar, jumlah hewan liar di Chernobyl sekarang ini malah lebih banyak daripada sebelum kecelekaan tersebut.”  (Alx/Rie)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya