Hotel Tempat Presiden Yaman Tinggal Diserang RPG, 12 Tewas

Bangunan itu tengah menjadi tempat tinggal anggota pemerintah Presiden terguling, Abdu Rabu Mansour Hadi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 06 Okt 2015, 16:16 WIB
Bangunan yang tengah menjadi tempat tinggal anggota pemerintah Presiden terguling Abdu Rabu Mansour Hadi.

Liputan6.com, Aden - Senjata RPG atau granat lontar menghantam sebuah hotel di Kota Aden, Yaman. Bangunan itu tengah menjadi tempat tinggal sementara anggota pemerintah Presiden terguling, Abdu Rabu Mansour Hadi.

"Setidaknya selusin orang tewas dalam serangan pada Selasa pagi, termasuk tentara dari Uni Emirat Arab (UEA)," kata pejabat di Yaman seperti dikutip dari CNN, Selasa (6/10/2015).

Menurut sumber keamanan di Aden, sejauh ini belum ada laporan bahwa pejabat pemerintah Yaman di antara korban tewas. Namun terlihat kepulan asap hitam membumbung di langit.

Perdana Menteri Khaled Bahah adalah salah satu pejabat yang tinggal di Hotel Al Qasr yang terletak di kota pelabuhan selatan. Belum diketahui pula apakah ia berada di gedung saat serangan terjadi.

Pun belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di hotel Aden tersebut.

Konflik berkepanjangan telah menjerumuskan bangsa miskin Timur Tengah itu ke dalam kekacauan tahun ini.

Sebuah koalisi yang dipimpin Arab, yang membekingi pemerintah Hadi, telah melaksanakan gelombang demi gelombang serangan udara untuk mengusir para pemberontak Houthi yang menguasai ibu kota, Sanaa, awal tahun ini.

Kelompok Houthi selaras dengan Iran, saingan Arab Saudi.

Kementerian Kesehatan yang dikuasai Houthi menyebutkan, setidaknya 4.000 warga sipil tewas selama perang antarkedua kubu tersebut.

Hadi, Bahah, dan anggota lain dari pemerintah kembali dari pengasingan di Arab Saudi bulan lalu. Mereka kemudian tinggal di Aden, di mana pasukan yang setia kepada mereka terus mendukung.

Pertempuran antara Houthi dan pasukan yang setia kepada Hadi telah berkecamuk di seluruh negeri. Kondisi tersebut memungkinkan kelompok-kelompok teroris seperti Al Qaeda di Semenanjung Arab dan ISIS untuk mengeksploitasi kekosongan keamanan.

(Tnt/Rie)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya