Aktivis Lingkungan Tolak Pembangunan Smelter Freeport di Gresik

Aktivis lingkungan menilai, daerah Gresik sudah kelebihan beban industrial.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 06 Okt 2015, 15:45 WIB
Kalangan aktivis lingkungan menilai daerah Gresik sudah kelebihan beban industrial.

Liputan6.com, Surabaya - Aktivis lingkungan menggelar aksi di depan kantor Gubernur Jawa Timur, Selasa (6/10). Mereka menolak rencana pendirian pabrik pengolahan dan pemurnian smelter PT Freeport Indonesia di Gresik.

Peserta aksi dari Komunitas Peduli Lingkungan (KOPEL) Gresik, Jawa Timur, dan Komunitas Peduli Lingkungan (KPL) se-Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).

Koordiantor KOPEL Rakhman Khariry mengatakan, pembangunan smelter memperparah polusi di Kabupaten Gresik. Sebab, saat ini sudah ada ribuan perusahaan dan industri yang sudah berdiri di Gresik.

"Cerobong asap, polusi, limbah, adalah pemandangan yang tak asing lagi kita temui sebagai dampak dari industrialisasi. Apalagi ditambah rencana pembangunan smelter," kata Rakhman di sela aksi.

Menurut dia, masyarakat khawatir jika sewaktu-waktu ada kecelakaan dalam pengolahannya. Belum lagi dampak limbah merkuri yang ditimbulkan.

"Apalagi rencana pembangunan smelter itu berlokasi sangat dekat dengan pemukiman," ujar Rakhman. (Hmb/Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya