Liputan6.com, Himalaya - Baru-baru ini, sedikitnya 200 jenis spesies telah ditemukan di Himalaya-- di antaranya, monyet yang bersin ketika hujan, dan ikan yang bisa berjalan.
Pegunungan yang dikenal sebagai 'rumah'nya Gunung Everest ini, menjadi penghuni berbagai spesies unik, selama bertahun-tahun. Burung-burung, ikan, dan hewan mamalia berkeliaran bebas di hutan, lembah, dan danau-danau di sana.
Advertisement
WWF (World Wide Fund) mengungkapkan, telah menemukan 133 tanaman, 26 spesies ikan, 10 amfibi, seekor reptil dan burung serta mamalia baru di seluruh wilayah Himalaya dalam lima tahun ini. Meliputi sebagian Nepal, Bhutan, Utara Burma, Selatan Tibet, dan Timur Laut India.
Penemuan paling mengherankan adalah ikan snakehead berwarna biru cerah yang bisa berjalan. Ditemukan di rawa-rawa Lefraguri Bengal Barat, India-- makhluk ini bernafas dengan oksigen dan bisa bertahan hidup di daratan selama 4 hari. Mereka bisa bergerak dengan meliuk-liukan tubuh mereka, sejauh 400 meter di atas tanah basah. Ikan primitif yang dikenal agresif ini mendapatkan julukan 'fishzilla'.
Naturalis juga menemukan jenis monyet hidung terbalik, dengan julukan "Snubbby", di hutan belantara Burma Utara.
Penduduk lokal menuturkan bahwa spesies ini mudah ditemukan ketika hari sedang hujan. Hal ini dikarenakan lubang hidung monyet yang mengarah ke atas mengakibatkan mereka bersin setiap tetesan air hujan masuk melalui rongga pernapasan mereka.
Menurut Daily Mail, untuk mengatasi masalah ini, spesies dengan julukan Snubby ini akan mengapit wajahnya di antara lutut mereka ketika sedang hujan.
Penemuan lainnya meliputi burung jenis baru yang dinamakan spotter wren-babbler, kodok bermata biru, dan ular berkepala menyerupai tombak dengan corak tubuh merah, kuning, dan oranye. Warna kulitnya ini disebut menyerupai perhiasan.
Namun, laporan dari WWF juga mengingatkan bahaya yang dapat dihadapi jika berhadapan dengan spesies baru ini-- dengan hanya dari seperempat daerah yang masih utuh, ratusan hewan dan tumbuhan yang baru ditemukan itu terancam kelestariannya.
Perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi daerah barisan pegunungan di Asia. Sementara, pertumbuhan populasi, penebangan hutan, perburuan, dan kegiatan eksploitasi alam lainnya oleh manusia menjadi ancaman bagi alam Himalaya Timur.
Heather Sohl, penasihat utama spesies dari WWF Inggris mengungkapkan: "Penemuan ini menunjukkan, masih banyak yang perlu dipelajari mengenai spesies yang berbagi kehidupan dengan kita."
"Ini pengingat, bahwa jika kita tidakcsegera bertindak melindungi ekosistem, kekayaan alam akan hilang untuk selamanya."
Dechen Dorji dari WWF Bhutan menambahkan: "Penemuan ratusan spesies baru dari salah satu area yang kaya secara biologi merupakan selebrasi hadiah menakjubkan dari alam."
"Dengan penemmuan, datang tanggung jawab penting untuk terus melindungi hadiah berharga yang memberkahi dunia." (Ikr/Rcy)