Alasan Ahok 'Ngotot' Gabungkan PAM dan PAL Jaya

Ahok mengaku miris melihat tingkah laku warga Jakarta yang bisa dengan mudahnya membuang air.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 06 Okt 2015, 16:33 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Facebook Ahok)

Liputan6.com, Jakarta - Ahok mengaku miris melihat tingkah laku warga Jakarta yang bisa dengan mudahnya membuang air. Kenyataan tersebut sering ditangkap oleh mata sang Gubernur DKI Jakarta pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama itu.

Dia mengklaim, sering memergoki tetangganya yang tak sungkan-sungkan membuang air langsung ke laut. Karena itu demi mengatasi keterbatasan air di Jakarta, Ahok 'ngotot' menggabungkan 2 badan usaha milik daerah (BUMD), yakni PAM Jaya dengan PAL Jaya.

Ahok tidak perlu jauh melihat kenyataan itu. Dia sering melihat tetangganya begitu mudah membuang air langsung ke laut.

"Saya di pantai utara saja tiap pagi bisa lihat tetangga itu buang air wor ke kanal, buang ke laut. Harusnya, kalau di luar negeri semua pembuangan di rumah itu musti ke pipa, masuk diolah," ujar Ahok di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (6/1/2015).

Untuk itu, Ahok sangat ingin PAM dan PAL bergabung menjadi satu perusahaan sehingga dapat memanfaatkan air rumah limbah seperi itu menjadi bahan baku air bersih. Pekerjaan selanjutnya tinggal memasang pipa ke seluruh rumah warga.

"Kita minta BUMD yang pasang pipa semua. Orang Jakarta enggak perlu bayar cuma nyambungin pipa, pembagian bagaimana? Anda mulai saja dari sisi utara, perumahan-perumahan mewah dari Utara sampai ke Timur, semua pengolahan air limbahnya dibuang langsung aja ke laut," jelas Ahok.

Dengan begitu, tidak ada lagi alasan bagi warga untuk membuang limbah ke sembarang tempat. Seluruh limbah harus masuk ke pipa untuk diolah kembali.

"Nah kalau dia bisa ngolah air limbah, air tinja saja bisa diolah jadi air minum, masa olah air Ciliwung enggak bisa? Nah semua orang di Ciliwung kita pasangin pipa nih, tentu kita akan masuk sampai Jawa Barat juga Banten, kita biayain aja enggak apa-apa, supaya betul-betul dari hulu, dari Cianjur sampai masuk sini bisa kita olah, termasuk pabrik-pabrik enggak bisa buang sembarangan. Mau ngolah tempe, mau ngolah apa," tutup Ahok. (Ndy/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya