Liputan6.com, Semarang - Kebakaran besar yang melanda Mapolda Jateng beberapa hari lalu mendorong Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi, meninjau gedung yang terbakar. Didampingi Kapolda Jawa Tengah Irjen Noer Ali, Yuddy melihat bagian dalam gedung yang hangus terbakar.
Tiba di lokasi, menteri dan rombongan serta Polda Jateng langsung menaiki tangga yang penuh puing-puing bagunan yang hangus dan rontok. Sesampai di lantai 2, wartawan tidak diperkenankan mengikuti rombongan menuju lantai 3 yang menjadi pusat penyebab kebakaran.
Setelah beberapa menit di lantai 3, Yuddy menuruni tangga. Ia sempat berkomentar tentang hancurnya gedung tersebut. Meski demikian, Yuddy tetap menyemangati Kepolisian Jawa Tengah agar tetap melayani masyarakat.
"Itu rangka-rangka gedung bagian atas semua habis, ini bisa lihat sendiri atapnya. Tapi semangat tetap membara Pak Kapolda," kata Yuddy, Selasa 6 Oktober 2015.
Usai menggelar pertemuan tertutup, Yuddy menjelaskan, Kapolda Jateng sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden Jokowi. Pada prinsipnya, presiden memberikan dukungan untuk perbaikan kerusakan yang ada.
"Saya melihat secara langsung bagaimana kondisinya. Saya mewakili pemerintah pusat dan dalam kaitannya dengan tugas Menpan, tanggung jawab pengawasan dan pembinaan aparatur pemerintah terhadap pelayanan publik," kata Yuddy.
Ditambahkan bahwa meskipun kerusakan cukup parah, namun Kapolda menjamin pelayanan publik bisa dialihkan ke beberapa tempat.
Presiden Bantu Pembangunan Gedung
Menurut Yuddy, karena Polda Jateng termasuk Polda tipe A, maka penggunaan kantor sementara tak bisa berlama-lama. Pemerintah pusat akan memberikan dukungan untuk pembangunan kembali gedung yang rusak, bahkan diintegrasikan dengan rencana lama yaitu membangun gedung yang representatif.
"Nanti anggarannya menggunakan APBN, Pak Kapolda sudah menyampaikan dari APBN dan secara lisan Bapak Presiden sudah mengatakan akan dibantu," ungkap Yuddy.
Yuddy menjelaskan, gedung Mapolda Jateng tidak bisa diperbaiki dengan tambal sulam. Meski biaya pembangunannya relatif besar, tapi akan diupayakan seefisien mungkin.
"Kalau dari laporan Pak Kapolda biaya kira-kira di atas Rp 100 miliar, tapi di bawah Rp 200 miliar. Ini namanya kan musibah membawa berkah. Yang kita sukuri dari musibah ini 2 hal, pertama tidak ada korban jiwa, kedua tidak mengendurkan semangat pelayanan," tandas Yuddy. (Sun/Ron)
Advertisement