4 Kapal Rusia Lepaskan Rudal ke Sasaran ISIS di Suriah

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan 4 kapal perang menembakkan 26 peluru kendali laut pada 11 sasaran.

oleh Anri Syaiful diperbarui 08 Okt 2015, 01:28 WIB
Misil Rusia. (russia-insider.com)

Liputan6.com, Laut Kaspia - Rusia kembali menggempur kelompok Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS di Suriah. Kali ini Rusia melancarkan serangan misil atau roket ke sasaran kelompok militan tersebut dari kapal perangnya di Laut Kaspia yang berjarak sekitar 1.500 kilometer.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (8/10/2015), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan 4 kapal perang menembakkan 26 peluru kendali laut pada 11 sasaran dan menghancurkannya.

"Sementara pasukan darat Suriah melakukan penyerangan dengan perlindungan udara Rusia," ucap seorang pejabat Suriah.

Namun, Rusia menyangkal tuduhan bahwa sebagian besar serangan yang mereka lancarkan mengenai sasaran yang bukan ISIS.

Lembaga pegiat, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan berlangsung pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir di Provinsi Hama dan Idlib. Bentrokan terjadi setelah dilancarkannya serangan udara Rusia di daerah yang sama.

Gempuran dari Laut Kaspia ini merupakan serangan terkoordinasi pertama sejak serangan udara Rusia, yang merupakan sekutu dekat Presiden Suriah Bashar al-Assad, dimulai pada 30 September 2015 lalu.

Sebelumnya, Rusia mengatakan pihaknya menargetkan 'semua teroris'. Kendati begitu, paling tidak sebagian serangan udaranya dilaporkan mengenai warga sipil dan kelompok-kelompok pemberontak yang didukung pihak Barat.

Rusia melancarkan serangan udara terhadap Suriah, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin diberi 'lampu hijau' oleh parlemen untuk melakukannya. Ini adalah pertama kalinya Moskow terlibat langsung dalam sebuah perang semenjak invasi Soviet ke Afghanistan tahun 1979.

Serangan udara ini menargetkan posisi ISIS, seperti kendaraan dan pabrik-pabrik yang Rusia percaya milik militan tersebut. Hal ini dikemukakan Juru Bicara Menteri Igor Konashenkov, seperti dikutip oleh The Australian, Kamis 1 Oktober 2015. (Ans/Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya