Kepanasan akibat Hutan Terbakar, Satwa Liar Amuk Permukiman Warga

Dua puluh unit rumah warga setempat rusak diamuk satwa dilindungi ini.

oleh Bangun Santoso diperbarui 08 Okt 2015, 08:56 WIB
Hati-hati dalam meluncurkan drone, pastikan tidak ada beruang di sekitar.

Liputan6.com, Jambi - Musim kemarau panjang yang berujung kebakaran lahan dan hutan tak hanya menyebabkan bencana kabut asap. Sejumlah satwa liar keluar dari sarangnya karena diduga kepanasan akibat kebakaran.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, Kamis (8/10/2015), seekor beruang madu 3 hari lalu mengamuk di Desa Serdang Jaya, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar). Tak tanggung-tanggung, 20 rumah warga setempat rusak diamuk satwa dilindungi ini.

Hal ini diakui oleh Kepala Desa (Kades) Serdang Jaya, Darmayulis. "Awalnya kita mendapat laporan dari warga, ada beruang masuk kampung dan merusak rumah warga. Langsung kita telusuri dan kita laporkan ke pemerintah kabupaten serta Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA)," ujar Darmayulis, Kamis.

Dia menduga beruang itu mengamuk karena kawasan hutan di sekitar permukiman desa ikut terbakar. Kondisi ini menyebabkan satwa kepanasan dan keluar dari sarangnya.

"BKSDA sudah turun dan memasang perangkap, saat ini beruang tersebut masih dalam pencarian," kata Darmayulis.

Masih di Kabupaten Tanjabbar, tak hanya beruang, kawanan gajah belum lama ini dilaporkan masuk ke perkampungan di wilayah Kecamatan Tungkal Ulu. Gajah liar itu terlihat di beberapa desa, antara lain Desa Pematang Tembesu, Desa Badang, dan Desa Pematang Pauh.

Camat Tungkal Ulu, Dirwandi membenarkan kejadian tersebut. Sebelumnya, kata dia, gajah juga pernah masuk dan mengamuk di permukiman warga. Setelah 3 bulan berlalu, tepatnya saat banyak kawasan lahan dan hutan di Tanjabbar terbakar, kawanan gajah kembali datang ke perkampungan.

"Kini warga resah, gajah liar tersebut membuat kerusakan, seperti pondok dan kebun milik warga. Yang paling banyak rusak adalah perkebunan," kata Dirwandi.

Pemicu Konflik

Kepala BKSDA Provinsi Jambi, Haris mengakui kebakaran hutan menjadi faktor utama pemicu konflik antara satwa dengan manusia. "Belakangan memang banyak laporan satwa liar masuk permukiman, apalagi ada beberapa kawasan hutan ikut terbakar sehingga mengancam habitat satwa," ujar Haris.

Ia menyebutkan, salah satu daerah yang cukup rawan akan konflik satwa dengan manusia di Jambi ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muarojambi, dan Batanghari. Pada 4 kabupaten itu banyak terdapat titik kebakaran hutan. Padahal, hutan di 4 kabupaten tersebut menjadi habitat sejumlah satwa liar seperti gajah, beruang madu, dan buaya.

Ia menyebutkan, hingga Juni 2015, kasus yang kerap terjadi adalah gajah masuk permukiman. Seperti di Desa Kampung Baru dan Desa Tanjung Bojo, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (Bob)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya