Rizal Ramli Sebut Hanya 20% Orang RI Hidup Layak

Dikatakan Rizal, di era pemerintahan Presiden Jokowi inilah pemerintah tengah berupaya untuk mengubah kondisi itu.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Okt 2015, 13:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli memberikan pernyataan usai melakukan pertemuan dengan perwakilan masyarakat Maluku di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (7/10/2015). Pertemuan membahas perkembangan Blok Masela. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai masih banyak masyarakat Indonesia memiliki kehidupan yang kurang layak. Rizal menilai masyarakat ini belum merdeka.

Dikatakannya, hanya 20 persen dari 250 juta masyarakat Indonesia yang memiliki kehidupan yang layak, dan masuk dalam kategori kalangan ekonomi menengah ke atas.

‎"Tapi maaf, setelah 70 tahun merdeka, 80 persen rakyat kita paling bawah belum bisa menikmati kemerdekaan. Makan saja masih susah, apalagi nyekolahin anak," kata Rizal di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Dikatakan Rizal, di era pemerintahan Presiden Jokowi inilah pemerintah tengah berupaya untuk mengubah kondisi itu. Sebagai modal, sumber daya alam menjadi kunci dalam menjadikan 80 persen masyarakat tersebut lebih sejahtera.

Tidak hanya itu, Rizal menambahkan, untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia, tidak seharusnya pemerintah menggunakan indikator makro ekonomi seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan domestik bruto, dan lain sebagainya.

Hal yang paling tepat menurut Rizal adalah dengan menggunakan human development index. Menurutnya, tolok ukur itulah yang selama ini dipakai beberapa negara maju di penjuru dunia.

"Bila dibandingkan antarnegara, rakyat cukup makannya apa tidak, ada fasilitas kesehatan atau tidak, pendidikan sampai apa, punya akses ke rumah atau tidak, air bersih ada atau tidak. Itu apa yang disebut human development index, inilah indeks yang sesungguhnya," ujarnya.

Dicontohkannya negara-negara yang mampu menyejahterakan masyarakatnya melalui tolok ukur tersebut adalah China dan Brasil. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 10 persen selama 20 tahun, masyarakat mampu memiliki akses jaminan sosial dalam kesehariannya, begitu juga dengan Brasil. (Yas/Zul)*

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya