Liputan6.com, Jakarta - Meski baru meluncur secara resmi, Kamis (8/10/2015), LadyJEK sudah mempunyai 3 kantor cabang. Ketiganya masing-masing berlokasi di Cengkareng, Bekasi, dan Tangerang. Hal ini antara lain untuk memudahkan para pelamar mendaftarkan diri sebagai LadyJEK Biker, sebutan pengemudi LadyJEK.
Dalam keterangan dalam gelaran peluncuran LadyJEK, penggagas LadyJEK, Brian Mulyadi, mengutarakan, "Sejauh ini kami sudah punya sekitar 700-800 LadyJEK Bikers. Jumlah ini tentunya masih akan bertambah. Walau menargetkan penambahan jumlah LadyJEK Biker, LadyJEK tidak memasang target spesifik berapa orang LadyJEK Biker yang akan direkrut."
Ketika dimintai tanggapan mengenai bentuk layanan yang ditawarkan, Brian menegaskan bahwa LadyJEK akan berfokus pada layanan transportasi saja.
"Tidak, kami tidak akan bermain di layanan pesan-antar seperti tetangga sebelah. Saat ini kami ingin memberikan layanan transportasi sebaik mungkin. Seperti misi yang kami usung, memberikan layanan yang praktis, aman, dan nyaman," kata Brian.
Head of Community Relation LadyJEK, Sylvira Ananda, mengungkapkan bahwa LadyJEK berharap agar pemerintah terkait segera membuat regulasi yang secara khusus mengatur layanan ojek online.
"Kami memang belum bertemu langsung dengan Pak Gubernur (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama), tapi kami merasa bahwa regulasi ini sangat penting. Regulasi tersebut antara lain dapat mencakup aturan spesifik tentang standar keselamatan misalnya," ungkap Sylvira.
Kemudian, saat disinggung mengenai kekuatan server yang terhubung ke aplikasi para pengguna, CTO LadyJEK, Andree Wijaya, mengatakan, "Persoalan ini sudah kami pertimbangkan sebelumnya. Karena itu, kalau ternyata akses ke server dari aplikasi para pengguna membludak, kami sudah antisipasi hal ini dengan menyediakan backup server."
Karena itu, lanjut Andree, aplikasi LadyJEK diklaim akan tetap berfungsi dengan baik, walau aplikasinya diakses oleh banyak pengguna sekali pun.
(Why/Isk)*
Advertisement