Liputan6.com, Jakarta Pada Jakarta Kids Fair 2015 yang berlangsung pada 8-11 Oktober 2015, di Indonesia Convention Exhibition, Serpong, IKEA menghadirkan `Rumah Generasi Hijau` untuk mengajak anak-anak Indonesia lebih peduli terhadap lingkungan, sebagai bagian dari solusi untuk menjadikan bumi sebagai tempat yang lebih nyaman dan sehat untuk tinggal. IKEA percaya bahwa belajar untuk peduli pada lingkungan harus diajarkan sejak dini dan berawal dari kebiasaan dan kondisi rumah.
Rumah Generasi Hijau IKEA mengambil inspirasi pedesaan Swedia yang dibagi atas 5 ruangan, yaitu ruang kreatif, ruang inspirasi, rumah pohon, ruang permainan dan ruang Soft Toys (boneka). Memasuki tempat tersebut, anak-anak akan menemui sebuah rumah yang berdiri di atas pohon seperti dalam sebuah dongeng. Dibawahnya, terdapat sebuah area dimana anak-anak dapat menanam sayuran, membuat puzzle wajah, dan membuat beragam kreasi yang terbuat dari bahan daur ulang.
Advertisement
Marketing Manager IKEA Indonesia, Eliza Fazia, mengatakan, “IKEA ingin mengajak anak-anak Indonesia untuk berkreasi sambil menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, melalui cara-cara yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dapat berimajinasi, berkreasi dan merealisasikannya ke dalam bentuk prakarya. Anak-anak juga diajarkan untuk memilah sampah serta memanfaatkan bahan daur ulang menjadi karya kreatif”.
Di ruang kreatif, anak-anak akan diajak belajar membuat prakarya dekorasi, seperti membuat teropong, membuat rumah pohon, membuat mahkota bunga dan topeng Pangeran Kodok. Di ruang ini, anak-anak mengambil inspirasi dari kisah anak-anak Swedia dalam bentuk hasil karya. Selain itu, ada kegiatan khusus untuk membuat bendera Swedia.
Di ruang permainan, anak-anak dapat menyaksikan panggung boneka dengan cerita-cerita edukatif yang menarik. Dongeng asli dari Swedia, ”Pippi si Kaus Kaki Panjang” dan ”Pangeran Kvak” akan diceritakan untuk menghibur anak-anak yang datang ke area IKEA.
“Kami sengaja menghadirkan kegiatan berdongeng, sebab kegiatan ini mulai ditinggalkan para orang tua yang kian sibuk. Padahal banyak manfaat yang didapatkan dari berdongeng untuk memberi pengetahuan maupun untuk perkembangan mental, sosial dan pendidikan anak. Mereka juga dilatih untuk mendengarkan, berimajinasi, membaca buku, dan bahkan menyisipkan nasihat ataupun tips positif melalui cerita dongeng,” ujar Eliza Fazia.
Selain mendengarkan dongeng, Rumah Generasi Hijau IKEA juga mengajak anak bermain dengan orang tua dalam permainan Ball Games (lempar bola) yang seru. Bola harus dilemparkan ke dalam lubang beragam ukuran, pemenangnya adalah siapa yang memasukkan lebih banyak bola. Di ruang permainan, anak-anak juga dapat mengikuti permainan Perkusi Tubuh, yaitu membuat nada irama dari gerak tubuh seperti bertepuk tangan, menghentakkan kaki, dan lain-lain.
Setelah selesai bermain dan berkreasi, anak-anak dilatih untuk memilah sampah ke dalam kotak-kotak yang telah diberi tanda: sampah yang dapat didaur ulang; sampah yang tidak dapat didaur ulang dan sampah lainnya. Tak kalah serunya adalah kegiatan menggambar di ruang Soft Toys, dimana anak-anak bebas menggambar apa saja yang diinginkan dan dapat membawa pulang hasil karyanya.
Ruangan ini juga melayani pendaftaran program IKEA Soft Toys Drawing Competition yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang di toko IKEA. Seperti dikutip dari rilis media yang diterima Liputan6.com, Rumah Generasi Hijau IKEA terbuka bagi anak-anak usia 3-12 tahun. Untuk mengikutinya, anak-anak harus terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran dan mengikuti kegiatan sesuai usianya.
(bio/igw)