Liputan6.com, Sanban - Serangan udara yang diduga dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi membombardir pesta pernikahan di Yaman. Orang-orang yang ada di acara tersebut pun menjadi korban.
"Menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai 25 orang," demikian menurut para saksi dan pejabat setempat seperti dikutip dari VOA News, Kamis (8/10/2015).
Advertisement
Serangan tersebut mengenai sebuah rumah pada Rabu 7 Oktober 2015 malam waktu setempat, di daerah Sanban, Provinsi Dhamar. Wilayah itu dikuasai pemberontak Houthi dan kerap menjadi sasaran serangan pemboman koalisi selama berbulan-bulan.
Sejauh ini koalisi yang berbasis di Riyadh belum menanggapi insiden tersebut. Pihak koalisi telah berkali-kali dituduh melakukan serangan maut di negara yang tengah dilanda perang itu. PBB mengatakan, sampai 1.100 warga sipil tewas dalam serangan udara selama enam bulan terakhir.
Ini adalah kedua kalinya dalam 10 hari koalisi dituduh menyerang pesta pernikahan di Yaman. Meski mereka membantah bertanggung jawab atas serangan 28 September, yang menewaskan lebih dari 130 orang di pesta pernikahan dekat Pantai Laut Merah -- insiden paling banyak menelan korban jiwa sejak perang itu mulai.
Koalisi Saudi, yang merupakan gabungan dari 9 negara Arab dan didukung oleh Amerika, mulai memerangi pemberontak pada Maret 2015. Tepat 2 bulan setelah Houthi menggulingkan pemerintah dan menguasai ibukota Yaman, Sana'a.
Di bawah dukungan serangan udara, pasukan pro-pemerintah kemudian merebut kembali beberapa wilayah Yaman selatan, dan juga telah mendorong para pemberontak keluar dari kota terbesar kedua di negara itu, Aden.
Pertempuran dan serangan udara Arab menewaskan sekitar 5.000 orang dan menciptakan bencana kemanusiaan. Banyak orang Yaman yang sangat membutuhkan makanan dan obat-obatan, dan negara ini dikatakan dalam kondisi nyaris kelaparan. PBB dan badan-badan bantuan telah mengeluarkan peringatan terhadap kondisi tersebut. (Tnt/Sun)