Bos Sampoerna Sebut Tak Ada PHK pada 2015

Manajemen PT HM Sampoerna Tbk menyatakan pihaknya berat telah melakukan pemutusan hubungan kerja pada 2014.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Okt 2015, 15:49 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan proses pelintingan rokok di pabrik rokok PT. Djarum, Kudus, Jateng, Selasa (8/4). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Paul Norman Janelle mengaku kalau dirinya berat hati untuk memecat sekitar ribuan pekerja pada 2014. Lalu bagaimana dengan tahun ini?.

Paul mengatakan, PT HM Sampoerna Tbk menutup dua pabrik di Jawa sehingga perseroan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak 4.900 karyawan. 

"Untuk Sampoerna tahun lalu harus tutup dua pabrik di Jawa ada 4.900 karyawan keluar. Hati saya pecah," kata Paul, di Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Paul mengaku telah mendengar rencana PHK petani tembakau sebanyak 32 ribu orang tahun ini, namun ia menampik kalau hal tersebut dilakukan pada pekerja Sampoerna.

"Ada informasi dari Apindo ada dari KSPI saya mendengar dari mereka ada 32 ribu karyawan keluar.  Tahun ini dengan pabrik Sampoerna tidak ada," tutur Paul.

Paul mengatakan, PT HM Sampoerna Tbk tidak melepas begitu saja karyawan yang di PHK. Pihaknya memberikan pelatihan kewirausahaan agar pekerja yang mengalami PHK, bisa mencari peluang usaha lain.

"Ada training kita di Pasuruan. Jadi memang terkait dengan layoff tahun lalu 4.900 karyawan, jadi mereka dapat kompensasi layak dapat pelatihan di pusat wirausaha," pungkas Paul.

PT HM Sampoerna Tbk, salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 4.900 karyawan di Jember dan Lumajang, Jawa Timur pada 2014. Perusahaan beralasan hal ini terjadi karena terus menurunnya pangsa pasar Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang diproduksi di kedua wilayah tersebut. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya