Pemerintah Hemat Devisa US$ 1,9 Miliar dari Program Biodiesel

Bila peningkatan kandungan bahan bakar nabati pada solar jadi 20 persen maka ada penyerapan biodiesel sebanyak 5 juta kl.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Okt 2015, 17:18 WIB
Kementerian ESDM juga akan terus mengawasi proses pencampuran biodiesel sebesar 15 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan, peningkatan kandungan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada solar (biodiesel) sebanyak 20 persen (B20) pada 2016 akan menghemat devisa US$ 1,9 miliar.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mengatakan, jika program B20 diterapkan tahun depan maka membutuhkan biodiesel sebanyak 5 juta Kilo liter (KL).

"Kalau bisa stabil hingga 2016 akan meningkat jadi B20 maka paling tidak 5 juta Kl biodiesel akan diserap di dalam negeri," kata Rida, di Kantor Direktorat Jenderal EBTKE, Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Rida mengungkapkan, peningkatan campuran BBN yang berasal dari minyak kelapa sawit dari 15 persen menjadi 20 persen pada solar dapat menghemat devisa sebesar  US$ 1,9 miliar. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya porsi impor solar.

"Kita bisa menghemat devisa untuk tidak mengimpor solar.Diprediksi tahun depan US$ 1,9 miliar," tutur Rida.

Rida menambahkan, biodiesel tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar transportasi yang dijual PT Pertamina (Persero), bahan bakar industri dan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT PLN (Persero).

"B20 diterapkan tahun depan. Mandatory dari B20 baik untuk transportasi, industri dan pembangkit. Tahun ini sudah berhasil dan komitmen Pertamina buat beli. Sudah komitmen Pertamina dan PLN juga sepakat," pungkasnya. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya