Meski Rupiah Menguat, Pemerintah Tetap Waspada

Hanya saja kondisi ini masih rentan terhadap gejolak ekonomi dunia dan nasional yang belum mereda.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Okt 2015, 18:02 WIB
Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers terkait kebijakan ekonomi tahap II, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Paket kebijakan tahap dua difokuskan pada industri, keuangan dan ekspor. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kurs rupiah berhasil terapresiasi ke level 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Hanya saja kondisi ini masih rentan terhadap gejolak ekonomi dunia dan nasional yang belum mereda. Nilai fundamental rupiah pun masih dipertanyakan pemerintah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pihaknya sedang mengusulkan kepada Bank Indonesia (BI) untuk menghitung nilai fundamental rupiah terhadap dolar AS.

"Sebetulnya saya sedang mengusulkan ke teman-teman di BI untuk menghitung nilai fundamental rupiah berapa sih per dolar AS?. Memang ini perlu ada hitungan lebih mendalam," tegas dia di kantornya, Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Sebagai Mantan Gubernur BI, Darmin mengaku sudah mempunyai hitungan nilai fundamental rupiah. Hanya saja dia tak ingin mengungkapkannya di publik. "Saya punya feeling-nya. Tapi ya nanti lah kan baru feeling," jelas Darmin.

Meski terjadi penguatan kurs rupiah hingga menembus 13.400 per dolar AS, dikatakan Darmin, pemerintah dan BI tetap perlu mewaspadai gejolak ekonomi dunia yang belum hilang, termasuk guncangan perekonomian nasional.

"Siapa bilang kita tidak waspada, karena bukan berarti dengan begini semua bisa selesai. Ekonomi di dunia pun belum selesai persoalannya, apalagi ekonomi kita. Jadi tidak ada yang aneh, tapi dengan situasi sekarang ini, jangan ambil kesimpulan semuanya sudah beres, tapi tendensinya bagus," pungkas Darmin. (Fik/Zul)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya