Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia sedikit berubah pada Jumat pekan ini dipicu sentimen bervariasi mulai dari pasokan minyak berlebih dan penurunan pengeboran minyak di Amerika Serikat (AS) dalam enam minggu ini.
Harga minyak acuan AS atau West Texas Intermediate (WTI) naik 20 sen menjadi US$ 49,63, dan ini level tertinggi sejak akhir Juli. Harga minyak mentah Brent turun 40 sen menjadi US$ 52,65.
Advertisement
Harga minyak dunia baik Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan 9 persen pada pekan ini meski harga minyak Brent turun pada Jumat pekan ini. Persentase kenaikan itu terbesar dalam enam minggu terakhir.
Harga minyak dipengaruhi perusahaan energi AS memangkas rig minyak untuk enam minggu berturut-turut. Ini penurunan mingguan terpanjang sejak Juni.
Jim Ritterbusch, Direktur Galena mengatakan, pihaknya akan menurunkan lebih dari 10-15 rig untuk menjaga kestabilan harga di pasar.
Sejumlah pelaku pasar pun khawatir dengan hasil produksi di Kanada sehingga menambah dukungan untuk penguatan harga minyak mentah acuan AS.
"Saya pikir harga minyak mentah AS lebih tinggi dibandingkan harga minyak lainnya karena kekhawatiran (hasil produksi shale di AS jatuh)," kata Broker spesialis minyak dan komoditas di ICAP, Scott Shelton seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (10/10/2015).
Selain itu, penguatan harga minyak acuan AS juga didukung dari hasil rilis pertemuan bank sentral AS pada 16-17 September yang menunjukkan kalau bank sentral AS tetap mempertahankan suku bunga rendah.
Sementara itu, dikabarkan Arab Saudi tetap menjaga produksi minyak mentah sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan pangsa pasar. (Ahm/Igw)