Liputan6.com, Jambi - Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi menyatakan kunjungan wisata ke sejumlah objek wisata di daerah itu turun drastis. Ini karena gangguan kabut asap yang terjadi selama 2 bulan lebih.
"Penurunan mencapai 50 persen, khususnya di Candi Muarojambi," ujar Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Provinsi Jambi, Guntur saat ditanya di Jambi, Sabtu (10/10/2015).
Advertisement
Menurut dia, salah satu objek wisata yang paling sering dikunjungi adalah Candi Muarojambi yang lokasinya hanya sekitar 45 menit perjalanan dari Kota Jambi. Kompleks percandian terluas di Asia Tenggara itu hampir setiap akhir pekan ramai di kunjungi baik wisatawan lokal, luar daerah hingga mancanegara.
"Saat kondisi normal, rata-rata pengunjung di Candi Muarojambi per bulan mencapai 4.000 orang. Karena kabut asap ini turun drastis, memasuki September bahkan pengunjungnya bisa dihitung dengan jari," ujar Guntur.
Untuk itu, ia berharap kondisi kabut asap di Jambi bisa cepat hilang. Kondisi kekeringan juga membuat sejumlah titik lokasi di Candi Muarojambi tampak kotor dan gersang. Lantaran hamparan rumput mengering dan berdebu.
Meski demikian, Candi Muarojambi diputuskan tetap dibuka meski kabut asap menyelimuti. Alasannya, dikhawatirkan menimbulkan kerugian pendapatan daerah yang semakin besar.
Guntur menambahkan, menurunnya tingkat kunjungan tak hanya di Candi Muarojambi, hal sama juga terjadi di beberapa objek wisata lain. Di antaranya, wisata Gunung Kerinci, Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh dan sejumlah objek wisata lain di beberapa kabupaten.
"Saya dapat informasi bahwa pengunjung di beberapa objek wisata alam di Kerinci juga menurun. Karena tidak ada pesawat Jambi-Kerinci yang hilir mudik," pungkas Guntur. (Tnt/Ans)