Korut Gelar Parade Militer Peringati 70 Tahun Partai Pekerja

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan akan menghadiri upacara tersebut, namun tak ada pemimpin dunia lain yang datang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Okt 2015, 10:25 WIB
Beberapa kendaraan yang ikut parade militer peringatan 70 tahun partai berkuasa Worker's Party. (Reuters)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara (Korut) akan menggelar salah satu perayaan terbesarnya untuk memperingati 70 tahun berdirinya Workers' Party atau Partai Pekerja yang masih terus berkuasa sampai saat ini.

Saat prosesi berlangsung, rencananya akan digelar defile kekuatan bersenjata Korut beserta kendaraan bersenjata peluru kendali balistik yang akan melintasi Pyongyang.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan akan menghadiri upacara tersebut, tapi tak ada pemimpin dunia lain yang datang. Sementara pihak China, sekutu terdekat Korut, dikabarkan sudah mengirim pejabat senior dari Partai Komunis China untuk menghadiri perayaan ini.

"Acara ini akan menjadi pusat perhatian untuk melihat kemungkinan kemunculan senjata militer baru. Sebab saat pemerintah mengumumkan acara ini pada awal tahun, mereka mengatakan akan ada senjata canggih yang sesuai untuk pertempuran di era modern," kata salah satu sumber analis seperti dikutip dari BBC, Sabtu (10/10/2015).

Belum diketahui apakah Kim Jong-un -- cucu dari pemimpin pertama Korea Utara, Kim Il-sung -- akan berbicara pada peringatan ini. Meski demikian banyak diyakini bahwa acara diseting untuk mengirim sinyal perlawanan pada Korea Selatan maupun Amerika Serikat.

Pejabat berwenang juga belum memberikan penjelasan detail tentang perayaan yang digelar Sabtu waktu setempat, meski ribuan warga Pyongyang sudah terlihat di alun-alun dan lapangan di seluruh kota untuk berlatih pawai obor yang akan digelar pada malam harinya. Ada juga sebuah panggung besar yang sudah didirikan di atas sungai untuk menampilkan Band Moranbong --grup musik paling populer di Korea Utara yang semua anggotanya perempuan.

Uji Coba Nuklir

Program nuklir Korea Utara sudah sejak lama menjadi kekhawatiran di kawasan sekitarnya. Pyongyang diduga sudah melakukan 3 kali uji coba nuklir di bawah tanah dan akan melakukan yang keempat, meski ada ancaman sanksi dan kecaman dari pihak internasional.

Bulan lalu, pemerintah Pyongyang mengatakan, mereka kembali mengoperasikan lagi fasilitas nuklir utama Yongbyon dan tengah meningkatkan senjata nuklirnya baik dari segi jumlah maupun kualitas.

Selain itu Korut juga mengklaim sudah membuat senjata nuklir berukuran cukup kecil, yang bisa dimasukkan dalam hulu ledak rudal. Meski demikian, pejabat AS menyatakan keraguannya terhadap klaim ini.

"Sulit untuk menilai kemajuan yang dicapai oleh Korut dalam membuat senjata miniatur," ucap pejabat AS.

Secara teknis, Korea Utara dan Selatan tetap berada dalam kondisi perang. Itu karena perang 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. (Tnt/Dms)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya