Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan ini Amerika Serikat (AS) dan 11 negara lainnya mencapai kesepakatan lama perdagangan dalam organisasi yang tergabung dalam Trans Pacific Partnership atau TPP.
Sejumlah negara yang masuk dalam bagian TPP antara lain Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat (AS) dan Vietnam.
Advertisement
Kesepakatan perdagangan oleh sejumlah negara ini membentuk 40 persen dari ekonomi dunia.Kesepakatan dalam perjanjian TPP ini untuk menekan hambatan perdagangan barang dan jasa serta menetapkan peraturan komersial. Hal ini untuk meruntuhkan tarif dan kuota impor.
Kesepakatan perdagangan ini telah berlangsung sejak 2008 namun terhalang oleh perselisihan politik yang sensitif termasuk persaingan antara Amerika Serikat dan Jepang dalam industri otomotif.
"Kami telah berhasil menyimpulkan kemitraan Trans-Pasifik," ujar perwakilan perdagangan AS Michael Froman seperti dikutip dari laman CNN Money, Minggu (10/10/2015).
Sejumlah kritikus menilai kalau kesepakatan perdagangan ini akan mendorong pekerjaan dan operasi bisnis di luar negeri. Sedangkan bagi bisnis Amerika Serikat akan mendapatkan keuntungan dari pekerja upah rendah di negara berkembang.
Sementara para pendukung kesepakatan perdagangan itu menilai, kalau bisnis Amerika Serikat akan lebih mudah untuk impor ke 11 negara lain tersebut.
Trans-Pacific Partnership merupakan salah satu agenda utama perdagangan Presiden AS Barack Obama. Hal itu menjadi sesuatu yang didorongnya dari awal menjabat sebagai Presiden.
Obama mengatakan, kalau TPP akan membuat perusahaan-perusahaan AS lebih kompetitif, menciptakan lapangan kerja di AS, dan menambahkan investasi untuk ekonomi global. Kesepakatan tersebut juga akan menghapus 18.00 tarif pajak.
Sejumlah pendukung juga menilai, kalau kesepakatan perdagangan ini dapat menetralisir kekuatan China untuk perdagangan global. Akan tetapi, ada juga harapan kalau China dan negara pasifik lainnya yang besar seperti Korea Selatan juga dapat dibawa dalam zona perdagangan bebas.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Perdagangan China menyebutkan kalau kesepakatan perdagangan itu signifikan, dan mengharapkan kalau Trans Pacific Partnership akan mempromosikan perjanjian perdagangan bebas lainnya di kawasan ini. (Ahm/Igw)