Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi yang dilakukan CNN dengan tajuk #Being13: Inside teh Secret World of Teens melakukan survei tentang penggunaan media sosial pada remaja. Peneliti pun terkejut ketika menemukan fakta frekuensi remaja membuat status dan selfie.
Riset ini melibatkan 200 siswa kelas delapan di enam negara bagian Amerika Serikat. Ternyata selama enam bulan anak-anak ini mengunggah 150.000 status dan pesan di media sosial mereka. Lalu frekuensi selfie sungguh mengagetkan. Remaja perempuan melakukan selfie sekitar 100-200 kali per hari.
Advertisement
Bahkan ada juga yang mengungkapkan memilih tidak makan seminggu daripada ponselnya diambil. Tingginya frekuensi aktif di media sosial membuat ditemukannya aksi bullying atau perundungan, kiriman foto bugil, maupun hal-hal tak senonoh lain.
Dampak negatif dari media sosial ini sebenarnya bisa dikurangi bila orangtua turut berperan serta dalam mengatur media sosial. "Monitoring orangtua secara rutin efektif untuk mengurangi konflik di media online," tutur penulis penelitian yang juga sosiolog Robert Faris seperti dikutip laman Parenting ditulis Minggu (11/10/2015).